Begini Cara Chickin Mudahkan Pelaku Industri Ayam Petelur Akses Modal

- Chickin Indonesia, LINKTA Technologies Holdings Limited, dan Rainmakers Ventures kolaborasi untuk pengembangan pilot project peternakan ayam petelur di Indonesia
- Chickin akan membawa pendekatan digitalnya ke sektor ayam petelur, sementara LINKTA menyediakan jaringan peralatan peternakan dan Rainmakers memperkuat kapasitas pembiayaan
Jakarta, IDN Times - Chickin Indonesia, perusahaan agritech Indonesia menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan LINKTA Technologies Holdings Limited, penyedia teknologi peternakan global dan Rainmakers Ventures, perusahaan investasi strategis.
Penandatanganan MoU itu dilakukan guna memulai kolaborasi pengembangan pilot project peternakan ayam petelur di Indonesia sekaligus sebagai langkah awal membangun ekosistem unggas yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
“Model ini kami harapkan dapat menjadi solusi konkret atas terbatasnya akses untuk berkembang di sektor ayam petelur sebagai salah satu segmen penting dalam industri perunggasan yang selama ini belum terlayani dengan optimal dalam transformasi digital dan akses modal,” ujar CEO Chickin, Tubagus Syailendra Wangsadisastra dalam keterangan tertulis kepada IDN Times, Jumat (4/7/2025).
1. Fokus utama kolaborasi tiga perusahaan

Tubagus menambahkan, fokus utama kolaborasi ini adalah untuk merancang dan mengimplementasikan pilot project bagi peternakan ayam petelur. Dengan begitu, fasilitas dari pilot project ini dapat diakses oleh peternak maupun pelaku usaha skala menengah di Indonesia.
“Chickin, sebagai perusahaan yang telah membangun fondasi teknologi dan operasional dalam sistem kemitraan peternakan ayam broiler, akan membawa pendekatan digitalnya ke sektor ayam petelur,” kata Tubagus.
Melalui integrasi platform berbasis teknologi seperti penilaian kredit digital, pemantauan performa kandang, dan sistem keterlibatan peternak, Chickin akan berperan dalam memastikan keberlanjutan proyek ini dari segi operasional, lahan dan lainnya.
Adapun dalam tahap awal, proyek ini akan difokuskan untuk memvalidasi performa teknis dan finansial sebelum direplikasi ke skala yang lebih luas melalui sinergi dengan institusi perbankan, koperasi, maupun mitra pembiayaan lainnya.
“Penandatanganan memorandum ini menjadi momentum penting bagi kami untuk berperan sebagai akselerator transformasi industri perunggasan di Indonesia,” ujar Tubagus.
2. Peran LINKTA dan Rainmakers

Sementara itu, LINKTA akan mendukung dari sisi teknis dan infrastruktur, dengan menyediakan jaringan peralatan peternakan yang terintegrasi secara global, sistem otomasi kandang, serta teknologi bangunan modular yang telah terbukti secara internasional. Kemudian Rainmakers, sebagai mitra co-investor strategis akan memperkuat kapasitas pembiayaan serta akselerasi ekspansi proyek ke depan.
“Melalui kolaborasi dan visi yang sejalan, Chickin, LINKTA, dan Rainmakers berharap inisiatif ini dapat menjadi langkah awal dari perjalanan panjang untuk memajukan industri perunggasan yang lebih modern, inklusif, dan berdampak bagi masa depan pangan Indonesia,” tutur Tubagus.
3. Proyek percontohan dilakukan di Jawa Tengah

Proyek percontohan ini direncanakan akan dimulai di salah satu wilayah di Jawa Tengah, atau lokasi lain yang akan ditentukan bersama berdasarkan kelayakan teknis dan strategis.
“Kami percaya bahwa kolaborasi ini bukan hanya soal memperluas akses peternak terhadap teknologi dan pembiayaan, tapi juga tentang membangun ekosistem yang mendorong usaha peternakan jadi lebih produktif, transparan, dan berdaya saing,” papar Tubagus.
“Dengan semangat kemitraan yang berkelanjutan, para pihak berkomitmen untuk melakukan pengawasan berkala atas perkembangan proyek ini,” imbuh dia