Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Berdampak ke Lingkungan, Industri Nikel Harus Dikelola Transparan

ilustrasi tambang nikel dan tembaga (pexels.com/Tom Fisk)
Intinya sih...
  • LSM Telapak dorong transparansi industri nikel di Indonesia
  • Telapak nilai aspek transparansi sebagai indikator praktik sehat perusahaan pertambangan
  • Presiden Prabowo gelar rapat terbatas fokus pada peningkatan produksi minyak dan gas bumi serta hilirisasi industri energi

Jakarta, IDN Times - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lingkungan hidup, Telapak, mendorong agar industri nikel di Indonesia harus dikelola dengan transparan.

Terlebih, saat ini industri nikel Indonesia mengalami perkembangan pesat. Telapak secara khusus menyoroti praktik pertambangan dan pengolahan nikel. 

1. Berkaitan dengan dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi masyarakat

Aksi menolak tambang nikel di depan Kantor PT Vale Indonesia, Makassar, Kamis (25/7/2024). (Dok. WALHI Sulsel)

Tim peneliti Telapak, Djufry Hard menilai, aspek transparansi jadi salah satu indikator untuk melihat apakah perusahaan pertambangan menjalankan praktik dengan sehat.

Sebab, transparansi ini juga berkaitan dengan lingkungan, sosial, dan ekonomi yang berdampak langsung ke masyarakat.

“Industri nikel haruslah transparan. Kami sebagai LSM perlu untuk melihat secara langsung dan menunjukkan ke publik bagaimana pertanggungjawaban perusahaan terhadap lingkungan dan sosial, disamping dari dampak ekonomi yang telah diciptakan," ujar dia dalam acara diskusi yang diselenggarakan Telapak bersama para akademisi di Jakarta.

Djufry menjelaskan, pada 2022 pihaknya sudah mengajukan kajian terkait dampak lingkungan dan sosial yang dihasilkan lima perusahaan besar nikel di Indonesia yakni PT Vale Indonesia Tbk, PT GAG Nikel, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), PT Makmur Lestari Primatama (MLP), dan PT Trimegah Bangun Persada (TBP) Tbk/Harita Nickel) 

"Waktu itu yang merespons paling cepat hanya Harita Nickel dan menyatakan membuka diri untuk dikunjungi. Maka 2023 kami melakukan kunjungan lapangan ke Harita Nickel di Pulau Obi,” jelas dia.

Djufry menjelaskan, meskipun terdapat sejumlah catatan, hasil audit secara umum menunjukkan Harita Nickel telah menjalankan pengelolaan limbah tambang dan industri secara baik dan bertanggung jawab.

2. Kajian diperlukan untuk melihat dampak yang dihasilkan dari pertambangan

Diskusi mengenai industri nikel (dok. Telapak)

Dalam kesempatan itu, Direktur Sekolah Ilmu Lingkungan UI, Tri Edhi Budhi Soesilo pun mengatakan, kajian terkait dampak yang dihasilkan pertambangan perlu dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap masyarakat.

Ia lantas menyontohkan, laporan Sustainability Report dari perusahaan Harita Nickel yang menilai pengelolaan lingkungan dan sosial di Pulau Obi telah dilaksanakan secara bertanggungjawab. Vale juga sudah menerbitkan laporan SustainabilIty Reportnya sejak tahun 2011 hingga 2024. 

"Ini penting, sebagai bagian dari pertanggungjawaban perusahaan kepada masyarakat. Tentu ini bentuknya masih laporan satu arah, di mana untuk mengetahui kebenarannya, kami perlu melihat langsung kondisi di sana," ungkap dia.

3. Fokus utama pemerintah terkait hilirisasi nikel

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat terbatas bersama jajaran menterinya di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa (20/5/2025). Fokus utama rapat tersebut mengenai strategi peningkatan produksi minyak dan gas bumi (lifting migas) serta langkah percepatan dalam pengembangan hilirisasi industri energi.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, Presiden Prabowo menaruh perhatian besar terhadap upaya peningkatan lifting migas nasional. Salah satu pendekatan yang ditempuh adalah memperkuat kolaborasi dengan para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S).

Selain membahas lifting migas, pertemuan juga menggarisbawahi pentingnya mempercepat pelaksanaan proyek hilirisasi industri, yang menjadi prioritas dalam agenda pembangunan nasional. Bahlil mengatakan, Presiden Prabowo telah menginstruksikan agar proyek-proyek hilirisasi segera dimulai.

Bahlil menjelaskan, fokus utama dari program hilirisasi meliputi komoditas nikel, yang menjadi bahan penting dalam pengembangan baterai kendaraan listrik, serta proyek dimethyl ether (DME) sebagai alternatif energi ramah lingkungan.

“Kita akan melakukan hilirisasi di bidang nikel ya, untuk membangun ekosistem baterai mobil. Kemudian membangun bahan baku baterai mobil. Selain itu kita akan membangun DME,” ucap dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
Yosafat Diva Bayu Wisesa
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us