Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

BI: Inflasi Indonesia Termasuk yang Terendah di Dunia

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo (Dok. Departemen Komunikasi Bank Indonesia)
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo (Dok. Departemen Komunikasi Bank Indonesia)

Jakarta, IDN Times - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut laju inflasi Indonesia lebih cepat dibandingkan global. Bahkan, menurutnya, laju inflasi hingga Juli menjadi salah satu yang terendah di dunia di tengah masih tingginya laju inflasi global.

“Pada Juli 2023, lalu inflasi turun dari 5,51 persen pada akhir 2022 menjadi 3,08 persen secara tahunan, termasuk salah satu yang terendah di dunia,” katanya dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2023, Kamis (31/8/2023).

1. Inflasi inti per Juli alami penurunan

Komoditas pangan, cabai merah (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
Komoditas pangan, cabai merah (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Perry menyampaikan penurunan inflasi terjadi pada seluruh kelompok, baik inti, harga bergejolak (volatile food), dan harga yang diatur pemerintah (administered prices).

Jika dirincikan, pada Juli 2023, inflasi inti tercatat sebesar 2,43 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 2,58 persen yoy.

Sementara itu, inflasi kelompok volatile food mengalami deflasi 0,03 persen secara tahunan, menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,20 persen yoy.

Begitu pula inflasi kelompok administered prices terus menurun menjadi 8,42 persen secara tahunan yoy, lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 9,21 persen yoy.

“Seluruh wilayah juga mencatatkan penurunan inflasi dan telah berada dalam sasaran inflasi nasional,” kata Perry.

2. Perlu mitigasi dampak El-Nino

Ilustrasi kemarau. Tanah tambak mengering di Kecamatan Mangara Bombang, Takalar, Sulawesi Selatan, Senin (2/9/2019) (ANTARA FOTO/Arnas Padda)
Ilustrasi kemarau. Tanah tambak mengering di Kecamatan Mangara Bombang, Takalar, Sulawesi Selatan, Senin (2/9/2019) (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Dia mengatakan keberhasilan Indonesia dalam menurunkan inflasi tersebut merupakan hasil dari sinergi yang kuat antara Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID). “Termasuk juga kesuksesan GNPIP (Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan) di berbagai daerah yang dicanangkan Presiden Jokowi pada 18 Agustus 2022,” tutur Perry.

Dengan demikian, Bank Indonesia memperkirakan laju inflasi pada sisa tahun ini akan tetap terkendali dalam sasaran 3 plus minus 1 persen.

"Tentu ini perlu kita turunkan di tahun depan menjadi 2,5 plus minus 1 persen. Tentunya pengendalian inflasi ini perlu dibarengi dengan penguatan sinergi kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah dengan Bank Indonesia, terutama untuk memitigasi gangguan jangka pendek seperti gangguan El-Nino," tegasnya. 

3. Inflasi yang rendah penting untuk kesejahteraan masyarakat

Ilustrasi permukiman kumuh (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
Ilustrasi permukiman kumuh (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Bank Indonesia menyebut tingkat inflasi Indonesia yang rendah merupakan faktor yang sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Dalam hal ini, BI akan terus memperkuat bauran kebijakan dalam menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi, terutama dengan koordinasi yang sangat erat dengan pemerintah.

"Kebijakan moneter akan secara konsisten dan antisipatif diarahkan untuk mendukung stabilitas dalam rangka pengendalian inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah," jelasnya. 

Kebijakan makroprudensial longgar antara lain melalui insentif likuiditas juga terus ditempuh sehingga mendorong perbankan menyalurkan kredit atau pembiayaan ke sektor prioritas, termasuk ke sektor terkait hilirisasi, pertanian, dan UMKM pangan.

Kebijakan di bidang sistem pembayaran juga terus diakselerasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, termasuk melalui perluasan fitur QRIS transfer, tarik, dan setor tunai (Tuntas), kerja sama di tingkat kawasan ASEAN, mendukung penyaluran bansos melalui elektronifikasi transaksi keuangan daerah.

“Kami juga menggerakkan seluruh 46 kantor perwakilan BI untuk berkoordinasi erat dengan Pemda dalam pengendalian inflasi melalui pasar murah, ketahanan komoditas pangan, kerja sama antar daerah, kelancaran distribusi, koordinasi dan komunikasi, serta digitalisasi data,” kata Perry.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Aria Hamzah
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us