Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
20250718_091002.jpg
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Juli Budi Winantya (IDN Times/Jujuk Erna)

Intinya sih...

  • Tren membaiknya ekonomi nasional didukung oleh ekspor dan permintaan domestik, kebijakan fiskal pemerintah, serta pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN).

  • Pertumbuhan ekonomi domestik perlu terus didorong di tengah prospek perekonomian global yang melemah, dengan investasi nonbangunan dan peningkatan kinerja sektor pertanian.

Mangarai Barat, IDN Times - Bank Indonesia (BI) memperkirakan ekonomi Indonesia pada semester II tahun ini akan tumbuh lebih baik di tengah prospek melemahnya ekonomi global, terutama di negara maju, seperti Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Jepang.

"Melihat perekonomian global ke depan dengan mempertimbangkan risiko yang ada, kita perkirakan ekonomi Indonesia di 2025 tumbuh 4,6-5,4 persen, dan di semester II kita perkirakan ekonomi ini akan lebih baik," kata Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) Bank Indonesia (BI) Juli Budi Winantya saat Editors Briefing BI di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Jumat (18/7/2025).

1. Faktor pendukung membaiknya ekonomi Indonesia

ilustrasi ekonomi Indonesia

Juli menjelaskan, tren membaiknya ekonomi nasional didukung oleh ekspor dan permintaan domestik sejalan dengan hasil perundingan tarif dengan pemerintah AS. Selain itu, juga didukung kebijakan fiskal oleh pemerintah terkait bantuan perlindungan sosial (parlinsos), dan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN).

Dengan dukungan tersebut, ekonomi Indonesia pada tahun ini diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 4,6 persen hingga 5,4 persen.

"Secara keseluruhan (ekonomi Indonesia) diperkirakan akan tumbuh 4,6-5,4 persen," ujarnya.

2. Pertumbuhan ekonomi harus terus didorong

Ilustrasi ekonomi global (Pixabay)

Juli mengatakan, pertumbuhan ekonomi domestik perlu terus didorong di tengah prospek perekonomian global yang melemah. Pada kuartal II-2025, pertumbuhan ekonomi didorong investasi nonbangunan terkait kegiatan di sektor transportasi yang cenderung meningkat.

Sementara kinerja ekspor masih cukup baik didukung ekspor sumber daya alam (SDA), dan produk-produk manufaktur. Sedangkan konsumsi rumah tangga masih perlu ditingkatkan akibat penjualan eceran yang melambat.

Secara sektoral, lapangan usaha pertanian tumbuh didukung kinerja subsektor perkebunan, dan program pemerintah, seperti penyedian pupuk subsidi tepat waktu, yang berdampak pada meningkatnya produksi.

3. Dukungan BI terhadap perekonomian RI

Kantor pusat Bank Indonesia. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Adapun berbagai respons bauran kebijakan pemerintah dan BI meningkatkan keyakian pelaku ekonomi. Hal ini pada akhirnya akan mendorong kegiatan ekonomi. BI juga memberikan dukungan melalui pemangkasan suku bunga (BI rate) sebanyak tiga kali sejak September 2024.

"Di luar BI rate, pelonggaran likuiditas juga kita tambahkan di pasar keuuangan dan perbankan, serta insentif makroprudensial kepada perbankan. Itu turut mendorong pertumbuhan kredit di sektor-sektor prioritas," tutur Juli.

Dia menambahkan, BI akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran, bersinergi dengan kebijakan stimulus fiskal dan sektor riil pemerintah demi mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.

Editorial Team