Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Screenshot 2025-08-13 131623.jpg
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam acara Sarasehan Ekonomi Syariah Nasional 2025 bersama MUI. (Dok/Istimewa).

Intinya sih...

  • Indonesia memimpin industri fesyen muslim global dan masuk dalam tiga besar dunia di sektor keuangan syariah.

  • Bank Syariah Indonesia (BSI) menjadi salah satu bank syariah terbesar di kawasan, sementara makanan halal menjadi fokus strategis ke depan.

  • Kolaborasi dengan pesantren sebagai pusat kegiatan ekonomi umat, termasuk digitalisasi untuk menjangkau pasar lebih luas.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan, Indonesia saat ini telah menempati posisi terdepan sebagai salah satu pelaku utama dalam perekonomian dan keuangan syariah global.

Ia menjelaskan, capaian tersebut merupakan buah dari kolaborasi selama satu dekade antara BI, Majelis Ulama Indonesia (MUI), serta berbagai pemangku kepentingan lainnya yang turut berkontribusi dalam pengembangan industri halal nasional. Forum Sarasehan telah menjadi tonggak awal lahirnya visi besar untuk menjadikan Indonesia sebagai “arus baru” dalam ekonomi syariah.

“Sepuluh tahun lalu, Pak Kiai Haji Ma’ruf Amin mengarahkan kami untuk memiliki sebuah visi. Beliau menyampaikan, ‘Mari kita jadikan Indonesia sebagai arus baru.’ Arus itu terus mengalir, berbeda dengan poros yang hanya berputar di tempat. Arus selalu membawa perubahan dan kemenangan,” ungkapnya dalam acara Sarasehan Ekonomi Syariah Nasional 2025 bersama MUI di Jakarta, Rabu (13/8/2025).

1. Kiblat fashion dunia mengarah ke Indonesia

ilustrasi fashion muslim (pexels.com/PNW Production)

Sejak visi tersebut digaungkan, Indonesia mengalami lompatan signifikan dalam pengembangan industri syariah di berbagai sektor. Saat ini, Indonesia memimpin industri fesyen muslim global dan masuk dalam tiga besar dunia di sektor keuangan syariah.

Alhamdulillah, Indonesia menjadi yang terbaik the number one dalam modest fashion secara global. Kiblat modest fashion dunia kini mengarah ke Indonesia,” ujar Perry.

Ia menegaskan, pencapaian ini menjadi bukti bahwa produk-produk kreatif berbasis budaya dan nilai-nilai Islam mampu bersaing di panggung internasional.

2. Keuangan syariah dan makanan halal jadi prioritas

Dummy logam mulia Antam di Layanan Konter Emas BSI (IDN Times/Umi Kalsum)

Di sektor keuangan syariah, Indonesia juga menunjukkan kemajuan signifikan dengan hadirnya Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai salah satu bank syariah terbesar di kawasan.

“Indonesia berada di posisi ketiga dalam keuangan syariah. Yang harus kita kejar selanjutnya adalah sektor makanan halal. Kita harus memastikan tetap berada di lima besar dunia,” ucapnya.

Selain fesyen dan keuangan, industri makanan halal juga menjadi fokus strategis ke depan. Indonesia saat ini telah masuk lima besar dunia dalam sektor tersebut. Namun, menurut Perry, potensi pasar dan produksi masih bisa terus ditingkatkan, terutama melalui sinergi lintas sektor.

3. Berbagai kegiatan ekonomi umat dilaksanakan di pesantren

Ilustrasi pondok pesantren. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Kunci keberhasilan ekonomi syariah, juga terletak pada kolaborasi dan pemberdayaan komunitas akar rumput, khususnya pondok pesantren. Bahkan pada 2015, BI telah mendorong pesantren untuk menjadi pusat kegiatan ekonomi umat.

Berbagai inisiatif telah dijalankan, mulai dari bisnis percetakan, pengelolaan air bersih, pertanian hijau, hingga industri roti. Digitalisasi pun diperkenalkan agar pesantren dapat menjangkau pasar lebih luas, termasuk pasar ekspor untuk produk halal.

“Pondok-pondok pesantren kita kini telah menjadi pusat bisnis ekonomi syariah. Mereka tidak hanya berfungsi sebagai pusat pendidikan, tetapi juga sebagai pusat pengembangan ekonomi umat,” tuturnya.

Selain membangun ekosistem halal dan memperluas akses keuangan, Perry menambahkan, literasi ekonomi syariah menjadi pilar penting yang terus diperkuat. Festival Ekonomi Syariah yang rutin digelar di berbagai daerah menjadi sarana dakwah ekonomi sekaligus wadah promosi bagi pelaku usaha syariah.

Editorial Team