Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bill Gates Berencana Sumbang 99 Persen Kekayaannya

Davos, Swiss – Pada 24 Januari 2008, Ketua Microsoft, William H. Gates III, tampil sebagai pembicara dalam sesi bertema ‘Pendekatan Baru untuk Kapitalisme Abad ke-21’ dalam gelaran Forum Ekonomi Dunia 2008. (World Economic Forum, CC BY-SA 2.0, bia Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Bill Gates akan menyumbangkan hampir seluruh hartanya dan menutup Gates Foundation pada 31 Desember 2045.
  • Gates memperkirakan yayasan bisa menggandakan kontribusinya menjadi total 300 miliar dolar AS sebelum 2045 dengan meningkatkan anggaran tahunan dari 6 miliar menjadi 9 miliar dolar AS.
  • Gates terinspirasi oleh ibunya, Warren Buffett, dan esai "The Gospel of Wealth" karya Andrew Carnegie dalam menyumbangkan kekayaannya demi dampak yang lebih besar bagi masyarakat global.

Jakarta, IDN Times – Pendiri Microsoft, Bill Gates mengumumkan akan menyumbangkan hampir seluruh hartanya dan menutup Gates Foundation pada 31 Desember 2045. Ia menyampaikan rencana ini lewat unggahan blog, menyertakan grafik panah besar dari 108 miliar dolar AS (sekitar Rp1,7 kuadriliun) menuju hampir nol. Gates menyebut dirinya tak ingin dikenal sebagai orang kaya saat meninggal.

“Orang-orang akan mengatakan banyak hal tentang saya ketika saya mati, tetapi saya bertekad bahwa ‘dia mati dalam keadaan kaya’ tidak akan menjadi salah satunya,” tulis Gates, dikutip dari BBC, Jumat (9/5/2025).

Ia juga menyatakan, terlalu banyak masalah mendesak di dunia untuk membiarkan kekayaan itu mengendap. Yayasan tersebut telah berdiri sejak 2000 dan telah menyalurkan lebih dari 100 miliar dolar AS (sekitar Rp1,6 kuadriliun) ke berbagai isu global.

1. Gates targetkan distribusi 200 miliar dolar AS untuk dunia

Gedung Yayasan Bill and Melinda Gates (Sea Cow, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Gates memperkirakan Gates Foundation bisa menggandakan kontribusinya menjadi total 300 miliar dolar AS (sekitar Rp4,9 kuadriliun) sebelum 2045. Ia berencana meningkatkan anggaran tahunan yayasan dari 6 miliar menjadi 9 miliar dolar AS, dan mengambil dana dari endowmen yayasan. Targetnya mencakup berbagai isu global seperti kesehatan, pendidikan, dan pertanian.

Fokus utama selama dua dekade ke depan, antara lain menekan kematian ibu dan anak akibat penyakit yang bisa dicegah. Ia juga ingin membantu memberantas polio, malaria, campak, dan penyakit cacing Guinea. Selain itu, yayasan akan mendanai kemajuan pendidikan dan pertanian di negara-negara Afrika agar ratusan juta orang bisa keluar dari kemiskinan.

Meski berharap target itu tercapai, Gates tetap realistis. Ia menyebut kesuksesan itu tergantung pada kerja sama dengan pemerintah. Dalam blognya, ia menyoroti pemotongan anggaran bantuan luar negeri oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.

“Tidak ada organisasi filantropi — bahkan yang sebesar Gates Foundation — yang bisa menutup kesenjangan dana yang sedang muncul saat ini,” tulisnya, dikutip dari CNBC International.

2. Gates soroti pemangkasan bantuan akibat pengaruh Elon Musk

Dukungan Elon Musk terhadap Donald Trump. (x.com/Elon Musk)

Dalam wawancara dengan BBC’s Newshour, Gates menyalahkan Elon Musk atas pemangkasan bantuan luar negeri Amerika Serikat. Ia menilai kebijakan Department of Government Efficiency  (DOGE) telah berdampak fatal.

“Pemangkasan ini tidak hanya akan membunuh anak-anak, tapi jutaan anak-anak,” ujarnya kepada BBC.

Kepada Financial Times, Gates menyampaikan keprihatinan soal dana bantuan untuk rumah sakit di Provinsi Gaza, Mozambik, yang dibatalkan. Donald Trump sebelumnya mengklaim salah bahwa dana itu dipakai untuk membeli kondom bagi Hamas. Musk memang mengakui klaimnya salah, tapi pemangkasan tetap berlanjut.

“Saya ingin sekali [Musk] datang dan bertemu anak-anak yang kini terinfeksi HIV karena dia memotong dana itu,” ujarnya.

Awalnya, Gates dan Melinda French Gates ingin yayasan itu berlanjut jauh setelah mereka meninggal. Namun kini ia memilih untuk mempercepat distribusi dana.

“Ini benar-benar soal urgensi. Kita bisa membelanjakan jauh lebih banyak jika tidak mencoba untuk terus-menerus ada, dan saya tahu bahwa pengeluaran itu akan sejalan dengan nilai-nilai saya,” kata gates kepada BBC’s Newshour.

3. Inspirasi Gates datang dari orang tua, Buffett, dan Carnegie

Ilustrasi Beramal. (IDN Times/Aditya Pratama)

Gates mengaku keputusan besar ini dipengaruhi oleh ibunya, Mary Gates, yang wafat pada 1994. Ia selalu mengingatkan bahwa “Kepada siapa banyak diberikan, dari dia pula banyak yang diharapkan” dan bahwa kekayaan adalah titipan yang harus dikembalikan. Ayahnya juga memegang pandangan yang sama hingga meninggal pada 2020.

Ia juga terinspirasi dari Warren Buffett, sahabat sekaligus mitra filantropinya, yang menyumbangkan puluhan miliar dolar AS, dan meminta anak-anaknya menyumbangkan 99 persen kekayaan mereka.

“Dia tetap menjadi panutan tertinggi dalam hal kemurahan hati,” tulis Gates dalam blog.

Selain itu, Gates terinspirasi oleh esai “The Gospel of Wealth” karya Andrew Carnegie tahun 1889. Kalimat Carnegie bahwa “Orang yang mati dalam keadaan kaya seperti itu mati dalam kehinaan” meninggalkan kesan mendalam pada Gates. Ia berharap orang kaya lain mempertimbangkan percepatan filantropi mereka demi dampak yang lebih besar bagi masyarakat global.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us