Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bio Farma Kantongi Kontrak Ekspor Vaksin Rp1,4 Triliun di 2025

Wakil Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Soleh Ayubi (ANTARA/Maria Cicilia Galuh)
Wakil Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Soleh Ayubi (ANTARA/Maria Cicilia Galuh)
Intinya sih...
  • Bio Farma (Persero) mendapat kontrak ekspor vaksin senilai Rp1,4 triliun pada tahun depan.
  • Kontrak tersebut didapat saat perusahaan menghadiri pertemuan tahunan di Brasil bulan lalu dengan peserta dari WHO, UNICEF, dan 43 perusahaan farmasi global.

Jakarta, IDN Times - Holding BUMN farmasi, PT Bio Farma (Persero) mendapat kontrak ekspor vaksin senilai Rp1,4 triliun pada tahun depan.

Wakil Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Soleh Ayubi mengatakan, jenis vaksin yang akan diekspor perseroan bermacam-macam, mulai dari polio hingga pertusis.

"Jenisnya (vaksin yang diekspor) macam-macam tapi di antaranya adalah polio, difteri, tetanus, pertussis. Itu total sekitar Rp1,4 triliun untuk tahun 2025 saja," kata Soleh di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, dikutip dari ANTARA, Jumat (1/11/2024).

1. Kontrak didapat bulan lalu

ilustrasi kontrak (freepik.com/ jamesteoh1976)
ilustrasi kontrak (freepik.com/ jamesteoh1976)

Soleh mengungkapkan, kontrak ekspor vaksin tersebut didapat saat perusahaan menghadiri pertemuan tahunan di Brasil pada bulan lalu. Adapun peserta acara tersebut terdiri dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), UNICEF, dan 43 perusahaan farmasi global.

Dia menyampaikan, kontrak yang didapat tersebut merupakan separuh dari target ekspor Bio Farma pada 2025. Target ekspor vaksin perseroan pada tahun depan sebesar Rp3 triliun.

"Jadi somehow di titik ini, kita sudah bisa secure hampir setengahnya. Rp3 triliun itu untuk ekspor saja, kalau yang dalam negeri tidak dalam konteks ini," ujarnya.

2. Sebanyak 153 negara gunakan vaksin Bio Farma

ilustrasi vaksin (pixabay.com/Ghinzo)
ilustrasi vaksin (pixabay.com/Ghinzo)

Soleh menjelaskan, vaksin Bio Farma memberikan kontribusi luar biasa terhadap kesehatan dunia. Dia mengatakan, sebanyak 700 juta anak dari 153 negara menggunakan vaksin Bio Farma.

Oleh karena itu, Bio Farma berkomitmen memperbaiki produk-produknya dan memastikan rantai pasok vaksin terjamin. Bio Farma juga terus melakukan riset untuk membuat vaksin dari beberapa penyakit mengerikan di dunia.

"HIV, tuberculosis, itu adalah penyakit-penyakit yang sedang kita siapkan solusi-solusinya. Tentu berkolaborasi dengan swasta, dengan guidance dan direction juga dari Kementerian BUMN dan Kementerian Kesehatan," tutur Soleh.

3. Bio Farma akan bangun pabrik baru

Bio Farma (Dok Bio Farma)
Bio Farma (Dok Bio Farma)

Soleh mengungkapkan, Biofarma akan membangun pabrik baru untuk meningkatkan kapasitas produksi vaksin hingga lima kali lipat. Kapasitas produksi vaksin di pabrik Bandung, Jawa Barat saat ini hanya 3,1 miliar dosis.

Menurutnya, pabrik tersebut sudah tidak memenuhi syarat untuk peningkatan kapasitas dan keamanan masyarakat sekitar. Itu karena letaknya di tengah kota Bandung.

"Sekarang sedang kita cari, arahan dari Pak Menteri (Menteri BUMN Erick Thohir) untuk mencari satu tempat, yang memang kita siapkan juga untuk 50-100 tahun ke depan," kata Soleh.

Saat ini, ada tiga lokasi yang akan dipilih untuk menjadi pabrik baru Bio Farma. Soleh mengatakan, pemilihan lokasi tidak bisa dilakukan terburu-buru karena banyak faktor yang diperhatikan, seperti analisis dampak lingkungan (AMDAL), ketersediaan air, energi hijau yang digunakan dan lainnya.

Adapun pabrik baru Bio Farma diiperkirakan berpotensi meningkatkan pendapatan perusahaan sekitar 8-10 kali lipat.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us