Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pertumbuhan ekonomi (unsplash.com/Mathieu Stern)
ilustrasi pertumbuhan ekonomi (unsplash.com/Mathieu Stern)

Intinya sih...

  • Hingga September 2025, BRI mencatat penyaluran kredit sebesar Rp1.438,1 triliun, atau tumbuh 6,3 persen secara tahunan (year on year/yoy). Segmen UMKM mendominasi dengan nilai Rp1.150,73 triliun.

  • Komposisi dana murah BRI kini mencapai 67,6 persen, tumbuh 14,1 persen dibandingkan periode sebelumnya. Agus optimistis pertumbuhan BRI ke depan akan tetap berkualitas dan berkelanjutan.

  • Rasio NPL di BRI capai 3,08 persen, dengan tingkat pencadangan (NPL coverage) mencapai 183,1 persen.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Wakil Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Agus Noorsanto, memproyeksikan pertumbuhan kredit BRI akan mencapai sekitar 9 persen hingga akhir 2025. Proyeksi tersebut sejalan dengan peningkatan pembiayaan pada segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menjadi penopang utama portofolio kredit BRI.

“Untuk kredit, kami proyeksikan bisa tumbuh di kisaran 7–9 persen,” ujar Agus dalam Paparan Kinerja Keuangan BRI Triwulan III 2025 yang digelar secara daring, Kamis (30/10/2025).

1. Realisasi penyaluran kredit BRI capai Rp1.438,1 triliun

IDN Times/BRI

Hingga September 2025, BRI mencatat penyaluran kredit sebesar Rp1.438,1 triliun, atau tumbuh 6,3 persen secara tahunan (year on year/yoy). Dari total tersebut, segmen UMKM mendominasi dengan nilai Rp1.150,73 triliun, setara 67,65 persen dari total portofolio kredit.

Oleh karena itu, BRI terus memberikan dukungan terhadap berbagai program pemerintah, seperti penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Bantuan Langsung Tunai (BLT).

2. Dana murah di BRI naik 14,1 persen

Mesin EDC BRI. (Dok.BRI)

Agus menjelaskan, BRI terus memperkuat fondasi bisnis dengan menjaga fundamental yang kokoh serta memastikan portofolio kredit tetap sehat. P

ertumbuhan kredit juga ditopang oleh efisiensi pendanaan melalui peningkatan dana murah (Current Account Saving Account/CASA). Komposisi dana murah BRI kini mencapai 67,6 persen, tumbuh 14,1 persen dibandingkan periode sebelumnya.

“Ke depan, CASA akan terus tumbuh dan diharapkan dapat mendekati 70 persen. Kami optimistis pertumbuhan BRI ke depan akan tetap berkualitas dan berkelanjutan,” beber Agus.

3. Rasio NPL di BRI capai 3,08 persen

Unsplash.com/@kredit

Sementara itu, Direktur Manajemen Risiko BRI, Mucharom, menegaskan kualitas aset perseroan hingga akhir kuartal III 2025 tetap terkendali. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) tercatat sebesar 3,08 persen, dengan tingkat pencadangan (NPL coverage) mencapai 183,1 persen.

Menurut Mucharom, dengan tingkat pencadangan yang sangat memadai, BRI mampu menjaga stabilitas neraca secara berkelanjutan.

“Kondisi ini juga memberikan keyakinan kepada investor, regulator, dan seluruh pemangku kepentingan bahwa BRI memiliki fundamental yang kuat dalam menghadapi dinamika ekonomi dan tantangan pasar ke depan,” ujar Mucharom.

Editorial Team