Gedung IDN (dok. IDN Times)
William memulai kariernya sebagai investment banker di Los Angeles, tetapi panggilannya yang lebih besar muncul ketika saudaranya, Winston Utomo, meluncurkan Indonesian Times (saat ini bernama IDN Times) pada 2014.
Memulai dari tim kecil dengan sumber daya terbatas, mereka menghadapi tantangan besar dalam membangun kredibilitas dan menarik audiens muda yang semakin kritis terhadap media digital. William mengembangkan strategi bisnis yang inovatif untuk membedakan IDN dari pesaing dan membangun kepercayaan di tengah persaingan industri yang ketat.
Menyadari kebutuhan akan media yang lebih relevan bagi generasi muda Indonesia, William mengambil keputusan berani untuk meninggalkan zona nyaman dan kembali ke Indonesia. Keputusan ini lahir dari keyakinan bahwa generasi muda Indonesia membutuhkan platform yang lebih inklusif dan berbasis teknologi.
Sejak didirikan, IDN telah berkembang menjadi platform yang terdiri dari empat pilar utama: livestreaming, ekonomi kreator, hiburan, dan media digital. Dengan lebih dari 70 juta Monthly Active Users (MAU), IDN mengoperasikan berbagai unit bisnis. Setiap unit bisnisnya dirancang untuk memenuhi kebutuhan generasi muda yang dinamis dan terus berubah.
Selain ekspansi bisnis, IDN juga mencatatkan pertumbuhan finansial yang konsisten. Dengan strategi inovatif dan berbasis data, IDN telah mencatatkan profit selama delapan tahun berturut-turut, dengan pertumbuhan pendapatan lebih dari 45 persen pada 2024.
Keberlanjutan bisnis ini menjadi bukti bahwa inovasi dan dampak sosial dapat berjalan berdampingan, menjadikan IDN sebagai pemimpin industri yang tidak hanya adaptif, tetapi juga berkelanjutan.