Jakarta, IDN Times - Tembaga menejadi salah satu logam penting untuk transisi energi bersih. Itu karena tembaga merupakan konduktor listrik yang baik.
Karena manfaatnya itu, pemerintah di seluruh dunia mendorong pembangunan tambang tembaga baru. Perusahaan pertambangan juga mencari proyek baru serta mengakuisisi tambang tembaga yang sudah ada demi memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Dikutip dari Visual Capitalist, berdasarkan data Survei Geologi Amerika Serikat (AS), Ringkasan Komoditas Mineral per Januari 2024, mayoritas produsen tembaga berada di Amerika Selatan.
Dua negara di Amerika Selatan, yakni Chili dan Peru menyumbang sepertiga tembaga dunia pada tahun lalu. Chili juga merupakan rumah bagi dua tambang tembaga terbesar di dunia, Escondida dan Collahuasi.
Sementara di AS, Arizona menjadi negara bagian penghasil tembaga terkemuka, menyumbang sekitar 70 persen produksi domestik. Tembaga juga ditambang negara bagian lain, seperti di Michigan, Missouri, Montana, Nevada, New Mexico, dan Utah.
Adapun negara-negara Afrika telah meningkatkan produksi tembaganya dengan pesat. Republik Demokratik Kongo, misalnya, bertransisi dari produsen tembaga sekunder pada akhir 1990-an menjadi produsen tembaga terbesar ketiga pada 2023 lalu.
Sebagian dari pertumbuhan pertambangan tembaga di Afrika didukung oleh tingginya investasi dari China. Perusahaan pertambangan China mewakili 8 persen dari total output Afrika di sektor pertambangan.
Sementara di wilayahnya, China juga mengalami pertumbuhan produksi tembaga mencapai 277 persen selama tiga dekade terakhir.
Berdasarkan data dari Survei Geologi A.S., Ringkasan Komoditas Mineral per Januari 2024, berikut daftar negara produsen tembaga terbesar di dunia pada 2023: