Danantara Bakal Bantu Cari Solusi Utang Proyek Kereta Cepat

- Danantara akan membantu restrukturisasi utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh.
- Restrukturisasi utang kereta cepat masuk dalam 22 program yang bakal diselesaikan Danantara tahun ini.
- Anggaran proyek kereta cepat bengkak Rp18,76 triliun.
Jakarta, IDN Times - Holding Operasional Danantara bakal turun tangan dalam restrukturisasi utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh. Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria mengatakan pihaknya akan mencari solusi mengenai utang kereta cepat yang sangat besar.
"Nah ini juga operasionalnya kan sedang kita lihat bagaimana nanti solusi jangka panjangnya mengenai utang-utang daripada konsorsium ini yang cukup besar ya. Ini yang nanti akan kita sampaikan," kata Dony usai rapat dengan Komisi VI DPR RI, di Jakarta, Rabu (23/7/2025).
1. Tak mau kinerja PT KAI terdampak

Kereta cepat dioperasikan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Adapun KCIC merupakan perusahaan patungan antara konsorsium Indonesia dengan konsorsium Indonesia.
Konsorsium Indonesia adalah PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), dengan kepemilikan saham 60 persen. Adapun konsorsium China, Beijing Yawan HSR Co. Ltd mengantongi saham KCIC 40 persen.
PSBI terdiri dari empat BUMN, yakni PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, PT Wijaya Karya (Persero) tbk atau WIKA, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) atau PTPN VIII.
KAI adalah pemegang saham mayoritas di PSBI, yakni 51,37 persen. Dony mengatakan, Danantara mencari solusi atas utang proyek kereta cepat agar tak mempengaruhi kinerja KAI.
"Tetapi kita ingin penyelesaian kali ini komprehensif dan tidak mengganggu kepada kinerja Kereta Api Indonesia ke depan," ujar Dony.
2. Masuk dalam 22 program yang bakal diselesaikan Danantara tahun ini

Adapun restrukturisasi utang kereta cepat masuk dalam 22 program yang akan diselesaikan Danantara dalam lima bulan ke depan.
"Solusinya masih ada beberapa alternatif yang akan kita tawar, kita sampaikan kepada pemerintah mengenai penyelesaian daripada kereta cepat ini," ucap Dony.
3. Anggaran proyek kereta cepat bengkak Rp18,76 triliun

Proyek kereta cepat mengalami pembengkakan biaya alias cost overrun pada proses pembangunannya. Cost overrun itu telah disepakati sebesar 1,2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp18,76 triliun.
Untuk menutupinya, perusahaan-perusahaan di balik mega proyek Indonesia dan China harus mengajukan pinjaman, suntikan modal negara, hingga suntikan modal dari konsorsium China. Adapun suntikan modal dari Beijing Yawan HSR Co. Ltd sekitar Rp8,4 triliun.
Proyek Kereta Cepat telah dibangun sejak 21 Januari 2016. Awalnya, kebutuhan biaya proyek tersebut diperkirakan hanya 6,07 miliar dolar AS atau setara Rp86,67 trililiun. Namun, pada akhirnya ditetapkan biaya proyek bertambah lagi sebesar Rp18,76 triliun.
Penyebab utama biaya proyek bengkak adalah pembebasan lahan, di mana harga tanah yang perlu dibebaskan naik. Penyebab kedua adalah situasi-situasi yang tidak terduga seperti kondisi geologi di tunnel 2 yang berada di area clay shale. Kondisi itu membuat pembangunan sempat terhambat dan akhirnya berdampak pada penambahan biaya.
Berdasarkan jurnal Politeknik Negeri Bandung, clay shale merupakan jenis tanah ekspansif yang akan mengalami pengembangan atau peningkatan volume apabila berkontaksi dengan air. Ketiga, pandemik COVID-19 yang melanda Indonesia pada 2020 menyebabkan pembengkakan biaya dari penerapan protokol kesehatan, proses karantina, dan juga tes COVID-19.
Lalu, proyek KCJB juga menggunakan teknologi GSM-R untuk persinyalan kereta api cepat. Teknologi itu digunakan sebagai teknologi transmisi data (train control data) mengadopsi teknologi yang dipakai di China Railway. Di China, penggunaan frekuensi GSM-R tidak tidak membutuhkan biaya.
Kelima, pembengkakan biaya proyek KCJB juga disebabkan kebutuhan investasi untuk instalasi listrik. Keenam, ada beberapa pekerjaan lainnya yang menyebabkan kebutuhan biaya untuk proyek tersebut melonjak.
4. Pemerintah suntik KAI Rp3,2 triliun buat proyek kereta cepat

Untuk memastikan proyek Kereta Cepat bisa kembali dilanjutkan, pemerintah melalui APBN menyuntikkan penyertaan modal negara (PMN) kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI selaku ketua konsorsium BUMN di proyek tersebut. PMN yang disetujui sebesar Rp3,2 triliun.
Penyuntikan PMN itu diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2022 tentang Penambahan PMN Indonesia ke Dalam Modal Saham PT KAI pada 31 Desember 2022.
VP Public Relations PT KAI, Joni Martinus mengatakan PMN itu bersumber dari APBN 2022. Dana itu dimanfaatkan untuk membiayai porsi ekuitas atau modal dari konsorsium Indonesia atas cost overrun proyek Kereta Cepat. Tujuannya untuk mengejar target operasi Kereta Cepat.