Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Donald Trump (https://unsplash.com)
Presiden Donald Trump (https://unsplash.com)

Intinya sih...

  • Jepang membuka pasar untuk produk dari AS, termasuk mobil, truk, beras, dan produk pertanian lainnya.

  • Indonesia berkomitmen membeli produk AS senilai 34 miliar dolar AS, termasuk energi dan pesawat Boeing.

  • Indorama akan investasi 2 miliar dolar AS untuk pengembangan Amonia Biru di AS dengan dukungan insentif pajak pemerintah.

Jakarta, IDN Times – Proses negosiasi tarif resiprokal yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap sejumlah negara mitra dagangnya masih terus berlangsung, menjelang penerapan resmi kebijakan tersebut pada 1 Agustus mendatang. Negara-negara pun berlomba memberikan berbagai insentif dan penawaran strategis kepada Negeri Paman Sam demi menjaga kelangsungan ekspor mereka, agar tidak dikenai tarif tinggi.

Salah satu negara yang berhasil mencapai kesepakatan signifikan adalah Jepang. Tarif ekspor Jepang ke AS semula diusulkan kena sebesar 25 persen kini berhasil ditekan menjadi 15 persen.

Penurunan tarif ini dicapai melalui sejumlah negosiasi intensif, termasuk komitmen Jepang melakukan investasi sebesar 550 miliar dolar AS ke Amerika Serikat.

"Jepang akan membuka negaranya untuk perdagangan termasuk mobil dan truk, beras dan produk pertanian tertentu lainnya, dan barang-barang lainnya. Jepang akan membayar tarif timbal balik sebesar 15 persen kepada Amerika Serikat," kata Presiden AS Donald Trump melalui unggahan akun media sosialnya Truth Social, Rabu (23/7/2025).

1. Jepang buka pasar untuk produk dari AS

Ilustrasi ekspor

Selain itu, dari rencana nilai investasi sebesar 550 miliar dolar AS ke Amerika Serikat atau sekita Rp8,9 triliun (kurs Rp16.200 per dolar AS), Jepang juga sepakat membuka pasarnya bagi berbagai produk asal AS, seperti mobil, truk, beras, serta produk pertanian lainnya. Langkah ini dinilai sebagai upaya saling menguntungkan yang akan memperkuat hubungan dagang kedua negara.

Dari sisi neraca dagang, Jepang mengekspor barang senilai 21 triliun yen ke Amerika Serikat tahun lalu, dengan mobil menyumbang sekitar 28 persen dari total ekspor tersebut. Bahkan surplus dagang Jepang dengan AS pada Juni turun 22,9 persen menjadi 669 miliar yen ( 4,51 miliar dolar AS).

Sementara itu, ekspor ke China juga turun 4,7 persen secara tahunan. Impor secara keseluruhan naik 0,2 persen pada Juni, berlawanan dengan proyeksi pasar yang memperkirakan penurunan 1,6 persen.

Dengan demikian, neraca perdagangan Jepang mencatat surplus sebesar 153,1 miliar yen (1,03 miliar dolar AS), jauh di bawah proyeksi surplus sebesar 353,9 miliar yen.

2. Indonesia komitmen beli produk AS senilai 34 miliar dolar AS

Infografis perundingan tarif resiprokal AS (IDN Times/Aditya Pratama)

Tarif resiprokal yang diterima Jepang tercatat lebih rendah dibandingkan tarif resiprokal yang diberikan Presiden AS, Donald Trump, kepada Indonesia yaitu sebesar 19 persen dari sebelumnya 32 persen. Kebijakan ini akan mulai diimplementasikan pada 1 Agustus mendatang.

Dalam proses negosiasi, pemerintah Indonesia menawarkan berbagai stimulus atau insentif mulai dari penurunan tarif bea masuk hingga penghapusan hambatan non tarif, serta penguatan kerja sama business-to-business antara Indonesia dan Amerika Serikat, termasuk pembelian berbagai produk asal AS senilai 34 miliar dolar AS.

Rincian pembelian tersebut mencakup 15 miliar dolar AS untuk produk energi, meliputi LPG, minyak mentah (crude oil), dan bensin (gasoline), serta 4,5 miliar dolar AS untuk produk pertanian seperti kedelai, kapas, bungkil kedelai, dan gandum.

Di sisi lain, Indonesia juga menyatakan komitmennya untuk membeli pesawat Boeing asal Amerika Serikat dengan nilai mencapai 14,4 miliar dolar AS.

3. Indorama akan investasi 2 miliar dolar AS untuk pengembangan Amonia Biru di AS

ilustrasi investasi (IDN Times/Sukma Shakti)

Terkait nilai komitmen investasi ke Indonesia, tercatat lebih rendah dibandingkan dengan komitmen investasi yang ditawarkan Jepang kepada AS. Salah satu bentuk investasi yang dilakukan adalah peningkatan kerja sama di sektor energi bersih.

Komitmen itu ditunjukkan melalui Indorama yang akan menanamkan investasi sebesar 2 miliar dolar AS dalam proyek pengembangan Amonia Biru di Louisiana, Amerika Serikat. Proyek ini dirancang untuk memiliki kapasitas produksi hingga 1,25 juta metrik ton per tahun.

Investasi ini tidak hanya menjadi bagian dari transformasi energi global menuju sumber daya yang lebih bersih dan berkelanjutan, tetapi juga memberikan nilai tambah karena biaya produksinya diperkirakan 50 persen lebih rendah dibandingkan dengan amonia abu-abu.

Oleh karena itu, keberlanjutan dan efisiensi proyek ini sangat bergantung pada adanya dukungan insentif berupa kredit pajak dari pemerintah AS melalui Inflation Reduction Act (IRA) agar dapat diwujudkan secara optimal dan kompetitif di pasar energi internasional.

Melansir laman resminya, Indorama Corporation adalah produsen multiproduk, yang meliputi pupuk, polimer, serat, benang, dan sarung tangan medis. Didirikan oleh pengusaha asal India, Mohan Lal Lohia pada 1975 di Indonesia, perusahaan tersebut kini telah mempunyai pabrik yang tersebar di Asia, Afrika, Eropa, hingga Amerika Selatan. 


Editorial Team