Begini Cerita Pelaku Bisnis MLM yang Direkomendasikan NU Haram

"Bisnis MLM haram atau halal tergantung kepada pelaku"

Jakarta, IDN Times - Usai Nahdlatul Ulama mengeluarkan rekomendasi bisnis multi level marketing (MLM) haram, pro kontra di masyarakat kemudian menyeruak di masyarakat. NU menilai bisnis MLM berstatus haram karena dinilai lebih banyak merugikan bagi mereka yang menjalaninya. 

IDN Times menelusuri lebih jauh bisnis dengan model member get member ini melalui keterangan sejumlah masyarakat yang menggeluti bisnis ini. Berikut kesaksian mereka yang pernah dan masih terlibat dalam bisnis MLM. Penasaran bagaimana cara mereka bekerja?

1. Memberi iming-iming rumah dan mobil mewah dalam waktu singkat

Begini Cerita Pelaku Bisnis MLM yang Direkomendasikan NU Haram(Ilustrasi mobil mewah merk BMW) www.bmw.ca

Iwan Setyawan, warga Duren Sawit, Jakarta Timur mengaku pernah menggeluti bisnis ini selama satu tahun. Iwan menceritakan awalnya dia diajak temannya ke suatu seminar di sebuah gedung di Jakarta. Pria berusia 28 tahun ini tidak tahu kalau seminar tersebut berisi pemaparan dari perusahaan MLM. 

"Kebetulan saya baru lulus kuliah dan teman saya nawari pekerjaan jadi saya pikir mau diajak melamar kerja, gak taunya (malah soal) seminar," kata Iwan. 

Selama satu setengah jam, Iwan disuguhi dengan kisah-kisah orang sukses yang sudah memiliki mobil, rumah, bahkan bisa jalan-jalan dengan kapal pesiar tiap tahun dengan waktu singkat. Tidak hanya itu, bisnis tersebut juga menawarkan uang jutaan rupiah akan mengalir tiap bulan dalam rekening anggota. 

Mau tidak mau, orang yang menyaksikan seminar tersebut menjadi tergoda dan akhirnya bersedia bergabung.

"Siapa sih yang tidak tergoda punya uang banyak? Fasilitas ada semua hanya dengan waktu satu tahun saja?," kata Iwan yang ditemui IDN Times ada Rabu (5/3) petang 

Baca Juga: Selain MLM Haram, Ini 4 Poin Lain Rekomendasi PBNU kepada Pemerintah

2. Orang terdekat kehilangan minat ketika mendengar kata "MLM"

Begini Cerita Pelaku Bisnis MLM yang Direkomendasikan NU Haram(Ilustrasi Multi Level Marketing) www.medium.com

Laki-laki yang saat ini bekerja sebagai konsultan engineering  sebuah perusahaan swasta mengungkapkan usai memgikuti seminar tersebut, semangatnya memang menjadi menggebu-gebu. Ia bahkan rela merogoh kocek sebesar Rp1,5 juta untuk bergabung dan menjadi anggota produk kesehatan itu. Iwan mendapat tujuh produk kesehatan yang menjadi modal jualan sambil kemudian ia merekrut orang baru sebagai anggota. 

"Semakin banyak orang yang kami rekrut semakin banyak pula poin yang didapat makanya saat itu saya optimis," kata Iwan. 

Ia mengaku mulai agresif menawarkan barang dan juga membagikan kisah orang-orang sukses pada individu terdekat mulai orang tua, kakak, sahabat dan teman-teman kuliah. Namun, tidak seperti membalikkan telapak tangan. Ia merasa orang-orang yang dulunya dekat justru malah semakin menjauh usai dikenalkannya kepada produk MLM. 

"Sepertinya banyak yang ilfeel (ilang feeling) saat mendengar kata MLM dan mereka sudah mencap saya kalau datang mesti nawarin MLM," kata Iwan sambil tertawa. 

3. Anggota MLM merasa seperti otaknya telah "dicuci"

Begini Cerita Pelaku Bisnis MLM yang Direkomendasikan NU HaramIDN Times/Masdalena Napitupulu

Hal lain yang dirasakan oleh Iwan yakni akan selalu ada upline-member yang merekrutnya-datang untuk memberikan motivitasi setiap kali penjualan produknya tidak memenuhi target. Motivasi serupa juga akan ia terima apabila targetnya untuk merekrut anggota baru tidak terpenuhi.

Masalahnya, menurut Iwan, ia merasa otaknya seperti tengah "dicuci" oleh anggota lain yang telah merekrutnya itu. 

"Jadi, tiap bulan ada pertemuan anggota MLM. Di situ kami kayak otak ini dicuci, di pikiran hanya ada bagaimana caranya sukses," kata Iwan. 

4. Anggota MLM bisa memetik hal yang positif dari bisnis tersebut

Begini Cerita Pelaku Bisnis MLM yang Direkomendasikan NU HaramAneka Presentasi

Setelah bolak-balik mencoba, kerja keras Iwan akhirnya membawa hasil. Dalam waktu enam bulan, ia berhasil mendapatkan tiga anggota baru yang direkrut atau istilahnya disebut downline. Untuk setiap satu anggota baru yang berhasil ia rekrut, maka Iwan akan mendapat dua poin atau sekitar Rp100 ribu per bulannya. 

Namun sayang, member yang direkrutnya itu pada akhirnya tidak aktif menjalankan bisnis tersebut. Sehingga, karier Iwan pun stagnan. Iwan pun memutuskan berhenti. 

"Setelah satu tahun saya putuskan berhenti karena tidak ada kemajuan. Produk gak laku member juga gak dapat. Mulai saat itu saya gak mau lagi ikut-ikutan MLM," kata dia.

Keputusan itu pun ia ambil karena ia melihat upline-nya tidak mengalami perubahan yang mencolok seperti yang pernah diumbar saat proses perekrutan. Kendati demikian, Iwan mengaku ia bisa memetik hal positif dari pengalamannya bergabung dengan MLM.

Menurutnya dengan menjadi anggota bisnis MLM, ia menjadi lebih percaya diri dan pintar berbicara di hadapan publik. 

5. Di sisi lain, ada juga anggota yang dapat meraup untung jutaan rupiah dari MLM

Begini Cerita Pelaku Bisnis MLM yang Direkomendasikan NU Harammummyfique.com

Kisah berbeda diceritakan oleh Sri Astutik (30). Ibu rumah tangga yang tinggal di Pondok Gede, Bekasi itu sudah menekuni bisnis MLM di bidang kecantikan dan peralatan rumah tangga dalam lima tahun terakhir. Awalnya, ia mendaftar sebagai anggota dengan membayar Rp300 ribu. Dari sana, ia diberi katalog dan kartu keanggotaan. 

Dari bisnis tersebut, ia mengaku sudah mendapatkan keuntungan. Selain mendapatkan keuntungan berupa produk, perempuan yang biasa disapa Tutik itu juga sudah mendapatkan 12 downline

"Satu bulan rata-rata dapatlah Rp2 jutaan dari member saja. Itu belum kalau produknya laku," kata perempuan yang akrab disapa Tutik itu saat ditemui IDN Times dihari yang sama

6. MLM haram atau halal tergantung pelaku

Begini Cerita Pelaku Bisnis MLM yang Direkomendasikan NU Haram(Ilustrasi bisnis multi level marketing) www.moneycrashers.com

Dalam pandangan Tutik, bisnis MLM bisa menjadi haram atau halal tergantung dari para pelakunya. Ia tidak pernah memaksa orang untuk bergabung menjadi anggotanya. Selain itu, produk yang ia tawarkan merupakan sesuatu yang dibutuhkan publik. 

"MLM itu kan suatu strategi penjualan saja. Jadi, kalau gak dapat orang ya gak usah ngoyo. Kita bisa jual produk jadi kalau ikut MLM emang harus pilih-pilih lebih baik ikut MLM yang sudah jelas produk dan dikenal masyarakat, jadi enak jualannya," katanya lagi. 

Baca Juga: 7 Bisnis MLM Paling Populer di Indonesia, Kamu Pernah Gabung?

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya