Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
20250918_112003(1).jpg
Kepala BGN Dadan Hindayana. (IDN Times/Trio Hamdani)

Intinya sih...

  • Penyerapan bergantung pada jumlah penerima manfaat

  • Targetkan 20 ribu SPPG pada Oktober

  • Akan laporkan secara berkala dengan Menkeu baru

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana membeberkan alasan serapan anggaran Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terlihat lambat pada awal 2025.

Dia menyebut pada awalnya jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beroperasi masih sedikit sehingga dana yang terserap pun minim. Saat itu baru ada 192 SPPG dengan nilai serapan sekitar Rp190 miliar.

"Kita kenapa lambat di awal? Karena kan banyak orang yang tidak yakin program ini akan jalan ya kan," kata Dadan di Kantor BGN, Jakarta, Kamis (18/9/2025).

1. Penyerapan bergantung pada jumlah penerima

Siswa di Tangerang merasakan Makan Bergizi Gratis (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Dadan menjelaskan mekanisme serapan anggaran MBG identik dengan jumlah penerima manfaat. Semakin banyak penerima manfaat, maka serapan anggaran akan meningkat.

"Penyerapan di Badan Gizi itu identik dengan jumlah penerima manfaat. Semakin besar penerima manfaat, maka penyerapan akan berkorelasi positif," sebutnya.

Dia mencontohkan setiap SPPG yang berdiri mampu menyerap hingga Rp1 miliar per bulan. Dengan demikian, jumlah SPPG yang beroperasi menjadi faktor utama dalam menentukan realisasi anggaran.

2. Targetkan 20 ribu SPPG pada Oktober

Kegiatan operasional SPPG Rajabasa Musiraya, Bandar Lampung. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Jumlah SPPG hingga pertengahan September mencapai 8.344 unit dengan nilai serapan Rp8,3 triliun. BGN menargetkan akhir September jumlahnya mencapai 10 ribu SPPG sehingga di awal Oktober serapan bisa mencapai Rp10 triliun dalam sebulan.

Target selanjutnya adalah 20 ribu SPPG pada Oktober sehingga November diproyeksikan serapan bisa mencapai Rp20 triliun. Dadan menegaskan peningkatan penyerapan tersebut terjadi karena jumlah SPPG yang terus bertambah.

"Seperti itu mekanismenya sehingga penyerapan itu di ujung akan sangat besar, bukan diada-adakan tetapi karena SPPG-nya bertambah," tuturnya.

3. Akan laporkan secara berkala dengan Menkeu baru

Kepala BGN Dadan Hindayana. (IDN Times/Trio Hamdani)

Terkait saran Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa agar penyerapan MBG dilaporkan rutin setiap bulan, Dadan menyatakan BGN siap melaksanakannya. Koordinasi dengan Kementerian Keuangan selama ini sudah berjalan intensif.

Bahkan saat Sri Mulyani masih menjabat Menkeu, sudah pernah dilakukan beberapa kali konferensi pers bersama. Dengan Menkeu Purbaya, BGN akan melanjutkan pola laporan tersebut, termasuk bersama para wakil menteri.

"Jadi karena Pak Menkeu baru, jadi nanti kita akan lakukan dengan Pak Menkeu baru. Tapi dengan tiga wamennya kan sudah biasa. Seperti itu," tambahnya.

4. Purbaya soroti serapan anggaran BGN buat MBG

Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Menkeu Purbaya berencana menerapkan mekanisme jumpa pers rutin sebulan sekali bersama BGN, menyusul masih rendahnya penyerapan anggaran program MBG. Langkah ini diambil agar BGN bisa memberikan penjelasan secara langsung ke publik mengenai perkembangan realisasi anggaran.

“Sebulan sekali kita akan jumpa pers dengan Kepala BGN. Kalau penyerapannya jelek, dia (Kepala BGN, Dadan Hindayana) harus menjelaskan ke publik,,” ujar Purbaya dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR, Rabu (10/9/2025).

Editorial Team