BGN Atur Ulang Kapasitas Dapur SPPG, 11,6 Juta Food Tray Baru Tercapai Agustus 2025

- Dadan menjelaskan kapasitas 11,6 juta tray baru terealisasi pada Agustus 2025, padahal permintaan tambahan sudah diajukan sejak Juni 2024.
- Dadan menyoroti aspek variasi menu yang penting dalam menjaga kualitas gizi. Dia juga menekankan instruksi Presiden mengenai penyajian telur utuh sebagai bagian dari standar menu gizi.
Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengatakan, pihaknya terus melakukan evaluasi agar program Makan Bergizi Gratis (MBG) berjalan sesuai kebutuhan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah penataan ulang karena banyak dapur pemenuhan gizi atau SPPG melampaui kapasitas ideal.
Jawaban Dadan tersebut merupakan tanggapan terhadap program POV Times by IDN Times yang dibawakan Pemred IDN Times, Uni Lubis. Salah satu yang dibahas adalah soal program MBG.
“Angka penerima manfaat kita buat rata-rata karena riil banyak SPPG yang melayani di atas 3.500 penerima manfaat. Yang di bawah 3.000 rata-rata SPPG baru yang melakukan bertahap. BGN sekarang malah sedang mengatur ulang ratusan SPPG yang melayani di atas 4.000, bahkan ada yang sampai 5.000. Kita minta agar SPPG disiplin mengenai batas atas pelayanan,” ujar Dadan kepada IDN Times, Selasa (16/9/2025).
Sebelumnya, Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR menyampaikan data penyerapan anggaran Badan Gizi Nasional (BGN) yang masih rendah. Salah satu yang menjadi sorotan adalah penyediaan food tray program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang masih impor.
1. Kebutuhan food tray 11,6 juta baru terealisasi Agustus 2025
Di sisi lain, kebutuhan food tray masih menjadi sorotan. Dadan mengatakan, kapasitas 11,6 juta tray baru terealisasi pada Agustus 2025. Padahal, permintaan untuk tambahan tray sudah diajukan sejak Juni 2024
"Food tray kapasitas 11,6 juta baru tercapai Agustus. Produsen Indonesia lambat antisipasi. Padahal saya sudah minta sejak Juni 2024. Jadi bukan akal-akalan, tapi berbasis kebutuhan nyata," kata dia.
2. Variasi menu dan standar gizi

Selain soal kapasitas dan logistik, Dadan menyoroti aspek variasi menu yang dinilai penting dalam menjaga kualitas gizi. Menurut dia, kombinasi menu bisa menjadi peluang untuk meningkatkan asupan protein hewani bagi penerima manfaat.
“Saat telur disajikan, susu diberikan, dan sesekali susu juga bisa diganti dengan ayam,” kata dia.
Dia juga menegaskan kembali instruksi Presiden Prabowo tentang penyajian telur utuh sebagai bagian dari standar menu gizi. Hal tersebut karena Presiden Prabowo meminta agar BGN memberikan satu butir telur untuk satu anak saat menu telur disajikan.
Dadan juga menekankan adanya keterkaitan langsung antara jumlah SPPG yang aktif dengan serapan anggaran.
“Jumlah SPPG dan serapan anggaran berkorelasi positif,” kata dia.
3. Prabowo minta satu anak dapat satu butir telur

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto memerintahkan BGN untuk menyediakan menu telur pada program MBG, satu anak satu butir telur.
Hal itu disampaikan Prabowo dalam pertemuannya dengan sejumlah pemimpin redaksi media, termasuk Pemimpin Redaksi IDN Times, Uni Lubis, di kediamannya, Hambalang, Bogor pada 6 September 2025.
Pertemuan tentang presentasi MBG dari Kepala BGN, Dadan Hindayana, kepada para pemred itu berlangsung selama tiga jam. Semula, presentasi itu akan dilakukan hanya satu jam.
Salah satu yang disampaikan para pemred tentang pelaksanaan MBG adalah soal menu. Menu MBG yang selama ini tersebar dan menjadi pemberitaan media terbilang miris. Misalnya, menu telur orak-arik yang prosesnya, telur dicampur dengan tepung dan sayur.
Sebab ada bahan yang dikombinasikan ke dalam telur seperti tepung dan sayur, maka setiap anak tidak mendapat satu butir telur untuk dikonsumsi.
Padahal, Presiden Prabowo ingin agar setiap anak mengonsumsi satu butir telur dalam menu MBG tersebut.
"Saya ingin semua anak Indonesia bisa konsumsi telur minimal satu butir per hari," demikian yang Prabowo sampaikan tentang menu MBG.
Hal ini juga sejalan dengan gerakan tentang satu telur satu anak yang banyak digaungkan berbagai pihak untuk mencegah anak stunting.