Dividen BUMN Cetak Rekor, Erick Bahas Perbaikan Tukin Pegawai
Jakarta, IDN Times - Menteri BUMN, Erick Thohir membeberkan pegawai di Kementerian BUMN meminta perbaikan tunjangan kinerja (tukin). Merespons permintaan itu, Erick mengaku dirinya memang mengajukan hal tersebut.
Apalagi, setoran dividen dari BUMN ke kas negara berhasil rekor pada 2023 lalu, yakni sebesar Rp81 triliun (dari capaian laba tahun buku 2022).
“Dari survey, yang diharapkan tukin, perbaikan tukin. Saya bilang itu yang akan kita dorong,” kata Erick di Jakarta Selatan, Selasa (13/2/2024).
1. Perbaikan tukin BUMN harus menunggu RUU BUMN disahkan
Erick mengatakan, perbaikan tukin pegawai Kementerian BUMN bisa terwujud apabila Rancangan Undang-Undang (RUU) BUMN disahkan. “Salah satu yang ada di RUU BUMN itu adalah salah satu bagaimana ketika ada dividen BUMN itu, bisa sebagai peningkatan kesejahteraan yang ada di Kementerian BUMN,” tutur Erick.
Dalam RUU itu, Erick mendorong peran BUMN bisa lebih besar dalam mengelola pendanaan di dalam negeri. Erick pun mencontohkan perusahaan milik pemerintah Singapura, yakni Temasek yang memiliki porsi pengelolaan pendanaan lebih besar.
“Tapi kan payung hukum RUU BUMN belum jadi. Itu yang kita minta mesti fair. Ketika kita komparasi dengan banyak perusahaan-perusahaan dari luar negeri, state owned enterprise, kita itu hanya me-manage pendanaan 0,006 persen. Kalau Temasek, apa, ya 2,4 persen,” kata Erick.
2. Perubahan dan keberlanjutan bisa dilaksanakan jika pegawai BUMN sehat
Menurut Erick, dalam mewujudkan perubahan yang baik dan keberlanjutan di BUMN, maka pegawai Kementerian BUMN pun harus sehat.
“Ini yang kita ingin ayo, kalau mau perubahan terus terjadi, di mana terjadi kontinuiti, ya pegawai BUMN-nya mesti sehat juga, yaitu kementeriannya,” ucap Erick.
3. Perbaikan kinerja BUMN sangat drastis
Dalam kesempatan itu, Erick juga memamerkan bagaimana kinerja BUMN yang sudah jauh lebih baik di masa pemerintahannya.
“Dari perusahan-perusahaan BUMN dulu 60 persen yang rugi, sekarang 80 persen untung. Makanya kalau kita lihat dari bukunya, dulu hanya Rp13 triliun, sekarang Rp250 triliun profit,” tutur Erick.
