Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan, faktor-faktor ekonomi seperti data lowongan pekerjaan yang rendah, penurunan angka produk domestik bruto (PDB), dan penurunan indeks manajer pembelian di AS berdampak pada pasar mata uang hari ini.
Menurutnya, penurunan data lowongan kerja menandakan permintaan tenaga kerja yang minim dan berpotensi memengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Dia juga menyoroti perhatian pelaku pasar terhadap data JOLTS sebagai indikator penting menjelang laporan ketenagakerjaan AS pada Jumat ini.
Meskipun diperkirakan akan ada penambahan lapangan kerja baru, pasar tetap waspada, terutama mengingat laporan nonfarm payrolls yang juga akan dirilis pada hari yang sama.
Selain itu, Assuaibi mencatat bahwa pertemuan Federal Reserve (The Fed) yang akan datang kemungkinan akan mempertahankan suku bunga stabil mengingat tantangan inflasi yang dihadapi AS. Menurut Alat CME Fedwatch, para pedagang terus meningkatkan taruhan mereka pada penurunan suku bunga pada bulan September, mencerminkan kekhawatiran akan ketidakstabilan ekonomi.
“Dalam perdagangan hari ini, mata uang rupiah ditutup melemah 66 poin walaupun sebelumnya sempat melemah 80 point di level Rp16.286 dari penutupan sebelumnya di level Rp16.220. Sedangkan perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp16.270-Rp16.340,” tambah Ibrahim.