Efek Restrukturisasi, Laba Bruto Waskita Naik 14,4 Persen

- Beban keuangan turun 18,3% yoy, efisiensi biaya membaik
- Utang vendor berkurang 78,53% pasca MRA terbaru
- Waskita fokus pada bisnis inti dan perbaikan tata kelola
Jakarta, IDN Times – PT Waskita Karya (Persero) Tbk melaporkan kenaikan laba bruto pada kuartal II-2025. Efisiensi dan restrukturisasi keuangan yang dijalankan perusahaan turut berdampak pada hasil keuangan.
Laba bruto adalah selisih antara pendapatan usaha dan beban pokok pendapatan, sebelum dikurangi biaya operasional, pajak, dan beban lainnya.
Laba bruto tercatat sebesar Rp661,3 miliar, naik 14,4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp578,2 miliar. Kenaikan tersebut setara Rp83,1 miliar secara tahunan (year on year/yoy).
"Perbaikan kinerja tersebut merupakan hasil dari efektifnya implementasi restrukturisasi keuangan yang Waskita lakukan," ujar Direktur Keuangan Waskita Karya Wiwi Suprihatno dalam keterangan resmi, Kamis (17/7/2025).
1. Beban keuangan turun dan efisiensi membaik

Wiwi menyampaikan, efisiensi biaya menjadi salah satu faktor perbaikan kinerja badan usaha milik negara (BUMN) tersebut. Beban keuangan turun 18,3 persen yoy, dari Rp2,3 triliun menjadi Rp1,9 triliun.
"Seperti diketahui, pada tahun lalu perseroan sudah mendapat persetujuan dari 22 kreditur perbankan Master Restructuring Agreement (MRA) dan Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP) 2021, dengan nilai outstanding sebesar Rp31,65 triliun," sebutnya.
2. Utang vendor berkurang

BUMN Karya itu juga melaporkan penurunan signifikan atas utang kepada vendor. Per Mei 2025, sisa utang vendor pasca-jatuh tempo tercatat Rp73 miliar, turun 78,53 persen dari posisi pada kuartal sebelumnya yang mencapai Rp340 miliar.
Menurut Wiwi, efektivitas MRA terbaru yang dinyatakan berlaku sejak Oktober 2024 memberi fleksibilitas dalam pengelolaan kas melalui skema cash waterfall. Hal itu disebut mempermudah pemenuhan kewajiban perusahaan kepada vendor.
"Perseroan sekarang memiliki fleksibilitas atas skema cash waterfall dan pengelolaan kas yang dimiliki, sehingga kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan lebih lancar termasuk dalam memenuhi kewajiban utang vendor," tuturnya.
3. Fokus pada bisnis inti dan perbaikan tata kelola

Waskita berencana melanjutkan transformasi internal yang mencakup restrukturisasi keuangan, kembali pada bisnis inti sebagai kontraktor murni, penguatan tata kelola, serta peningkatan kompetensi pegawai melalui sertifikasi.
"Kami terus berupaya melakukan semua transformasi tersebut, agar Waskita dapat melanjutkan kegiatan usaha secara berkelanjutan. Kemudian pada akhirnya, mampu berkontribusi positif bagi pembangunan bangsa dan negara," tambahnya.