Jakarta, IDN Times – Elon Musk, pendiri perusahaan pesawat luar angkasa SpaceX mengakui bahwa misi untuk membawa manusia ke Mars tidak akan berjalan mulus. Ia menyebut misi tersebut mungkin akan menyebabkan sekelompok orang meninggal dunia.
“Anda mungkin akan mati, itu bisa menjadi tidak nyaman dan mungkin tidak akan memiliki makanan yang baik,” kata Musk dalam wawancara dengan Peter Diamandis, pendiri dan ketua X Prize Foundation untuk penemuan ilmiah.
Pendiri perusahaan mobil listrik Tesla itu juga menyebut bahwa misi Mars yang dirancangnya mungkin terlihat seperti jalan keluar bagi orang kaya. Ia kemudian membandingkannya dengan ekspedisi penjelajah Ernest Shackleton ke Antartika.
“Ini berbahaya, ini tidak nyaman, ini adalah perjalanan yang panjang di mana Anda mungkin tidak akan kembali hidup-hidup,” katanya.
“Sejujurnya, sekelompok orang mungkin akan mati pada awalnya,” tambahnya.
Namun, Musk juga mengatakan hal itu memiliki sisi baik, di mana ini akan menjadi petualangan yang hebat dan akan menjadi pengalaman yang luar biasa.
Sayangnya, misi ini tidak bisa dinikmati semua orang, kata Musk. “Hanya untuk relawan,” ujar salah satu orang terkaya di dunia itu, mengutip Independent, Selasa (27/4/2021).
SpaceX telah meluncurkan lebih dari 100 roket selama dekade terakhir dalam upayanya untuk membawa wisatawan ke Bulan dan Mars, meski sejumlah prototipe tak berawak telah terbakar.
Namun pada Desember lalu, Musk yang selalu optimis memperkirakan bahwa perusahaannya akan dapat membawa manusia ke Mars pada 2026. Musk juga mengatakan ingin memperluas basis misi SpaceX di Boca Chica, Texas, yang juga dikenal dengan julukan “Starbase”.
Sebelumnya pada 2015, Musk pernah membahas tentang keinginannya mendirikan sebuah kota di Mars setelah roket SpaceX sukses mendarat di sana.
Pada Juni 2017, ia menerbitkan makalah tentang menjadikan umat manusia sebagai spesies multi-planet, menyusun rencana untuk membuat sebanyak 1 juta orang tinggal di planet merah.