Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Elon Musk (commons.m.wikimedia.org/Tesla Owners Club Belgium)
Elon Musk (commons.m.wikimedia.org/Tesla Owners Club Belgium)

Intinya sih...

  • Gugatan resmi diajukan pada Maret 2024: Pada Maret 2024, empat mantan eksekutif Twitter mengajukan gugatan sebesar 128 juta dolar AS terhadap Elon Musk dan X Corp karena tidak menerima pesangon setelah dipecat.

  • Tindakan Musk pasca-akuisisi dan dampaknya pada eksekutif: Musk langsung melakukan pemecatan besar-besaran terhadap eksekutif senior Twitter setelah mengambil alih perusahaan tersebut pada Oktober 2022.ian kas

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Elon Musk dan perusahaan X Corp telah mencapai kesepakatan penyelesaian dalam gugatan yang dilayangkan oleh empat mantan eksekutif Twitter, yang mengklaim tidak menerima pesangon setelah akuisisi Musk atas Twitter dan pemecatan mereka.

Berkas pengadilan mengonfirmasi kedua belah pihak telah mencapai penyelesaian dengan syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi dalam waktu dekat, meskipun detail perjanjian tidak dipublikasikan ke publik. Hakim federal kemudian menunda tenggat waktu pengajuan dokumen dan sidang yang dijadwalkan pada 1 Oktober sampai penyelesaian tersebut dirampungkan.

1. Gugatan resmi diajukan pada Maret 2024

Parag Agrawal, CEO Twitter (instagram.com/parag.official)

Pada Maret 2024, empat mantan eksekutif Twitter, yaitu Parag Agrawal (mantan CEO), Ned Segal (mantan CFO), Vijaya Gadde (mantan kepala hukum), dan Sean Edgett (mantan penasihat umum) mengajukan gugatan sebesar 128 juta dolar Amerika Serikat (AS) (Rp2,1 triliun) terhadap Elon Musk dan X Corp. Mereka menuntut pesangon yang dijanjikan tapi tidak dibayarkan setelah Musk mengambil alih Twitter pada tahun 2022 dan langsung memecat mereka.

Mantan eksekutif ini mengatakan, Musk menuduh melakukan kesalahan dan memaksa mereka keluar sebagai bentuk balas dendam karena mereka menggugat Musk atas upayanya yang berusaha membatalkan pembelian Twitter.

"Kami berhak atas pesangon setara satu tahun gaji dan opsi saham senilai ratusan ribu dolar," ujar perwakilan penggugat dalam dokumen gugatan, dilansir CNBC.

2. Tindakan Musk pasca-akuisisi dan dampaknya pada eksekutif

Elon Musk (commons.wikimedia.org/Ministério Das Comunicações/ZACK/MCOM)

Pada Oktober 2022, sehari sebelum jadwal pesangon mereka jatuh tempo, Musk mengambil alih Twitter dan langsung melakukan pemecatan besar-besaran terhadap eksekutif senior tersebut. Gugatan yang diajukan juga mengutip buku otobiografi Elon Musk karya Walter Isaacson yang menyebutkan Musk berencana mempercepat akuisisi untuk menghindari pembayaran pesangon besar.

Musk dan X Corp menolak tudingan tersebut dan menyatakan eksekutif dipecat karena kinerja buruk, bukan untuk menghindari pembayaran pesangon. Namun pihak penggugat tetap menegaskan pemecatan itu tidak adil dan perjanjian pesangon harus dihormati.

3. Proses penyelesaian dan pengaruhnya

ilustrasi pengguna menggulir media sosial X (dulu Twitter) (unsplash.com/Claudio Schwarz)

Pengadilan mengundur batas pengajuan dan sidang guna memberi waktu bagi kedua belah pihak menyelesaikan persyaratan penyelesaian kasus ini pada 1 Oktober 2025. Dengan adanya penyelesaian ini, gugatan yang sudah berjalan sejak Maret 2024 tersebut kemungkinan besar akan berakhir.

Selain kasus ini, X Corp juga telah menyetujui penyelesaian gugatan lain pada Agustus 2025 yang diajukan oleh karyawan Twitter biasa yang ter-PHK dan menuntut sekitar 500 juta dolar AS (Rp8,2 triliun) pesangon yang belum dibayar. Penyelesaian ini menjadi bagian dari tantangan hukum yang dihadapi Elon Musk setelah mengakuisisi Twitter senilai 44 miliar dolar AS (Rp728,8 triliun) pada 2022 yang disusul restrukturisasi besar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team