Jakarta, IDN Times - Penguatan dolar telah berdampak signifikan terhadap pelemahan mata uang di berbagai negara.
Di saat dolar menguat, menabung valas dapat menjadi alternatif yang banyak dipilih oleh mereka yang punya rencana melancong ke luar negeri.
Dilansir dari laman resmi digibank by DBS, Senin (13/1/2023), berinvestasi sambil menabung valas memang sangat mungkin dilakukan.
Namun, harus diperhatikan bahwa kedua hal ini harus berjalan beriringan tanpa perlu memberatkan apalagi merepotkan.
Kamu tentu tidak mau waktumu tersita hanya untuk melakukan otorisasi transaksi keuangan.
Apalagi bila yang kamu lakukan saat itu hanyalah otorisasi untuk memindahkan sebagian aset di tabunganmu untuk berinvestasi valas.
Karena itu, kamu perlu memastikan sudah menggunakan layanan yang bisa diakses melalui aplikasi terpercaya.
Investasi valas perlu dilakukan dengan kejelian dan kematangan dalam memberi penilaian terhadap mata uang yang dipilih.
Dalam investasi valas, kamu memang bisa saja memilih mata uang sesuai dengan negara yang akan dituju.
Namun, mata uang yang biasanya menjadi primadona untuk investasi adalah dolar Amerika (USD). Selain karena harganya yang cenderung lebih tinggi bila dikonversi dengan rupiah, menabung dan berinvestasi dolar amerika juga cenderung lebih stabil.
Selain dolar AS, kamu juga bisa memilih mata uang lain seperti dolar Singapura (SGD) atau dolar Australia (AUD).
Bahkan jika melihat trend nilai tukar mata uang asing terhadap rupiah yang berlaku selama ini Euro (EUR) juga tak kalah menjanjikan.
Saat kamu sudah memutuskan untuk investasi valas, maka kamu sudah harus mulai rajin melihat pergerakan pasar mata uang dunia.
Tentu saja jika kamu ingin asetmu melambung setinggi gunung.
Membaca berbagai informasi dan perkembangan baik di kawasan Asia maupun regional akan sangat membantu kamu dalam menentukan mata uang yang akan dibeli.