Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Deputi Komisioner Pengawasan Pasar Modal II OJK Fakhri Hilmi, IDN Times/Auriga
Deputi Komisioner Pengawasan Pasar Modal II OJK Fakhri Hilmi, IDN Times/Auriga

Padang, IDN Times - Tahun ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tengah berada dalam tekanan. Secara year to date, IHSG sudah terkoreksi 22,28 persen. Pada hari ini (11/3) pun, IHSG ditutup melemah 5,01 persen ke level 4.895 atau meninggalkan level psikologis 5.000.

Deputi Komisioner Pengawasan Pasar Modal II OJK Fakhri Hilmi mengatakan, ada beberapa sentimen dalam negeri yang menyebabkan IHSG terpukul. "Di lokal ada 3 isu, " katanya, Kamis (11/3).

Lalu apa saja sentimen yang menyebabkan IHSG tertekan pada tahun ini?

1. Gegara virus corona masuk ke Indonesia

Deputi Komisioner Pengawasan Pasar Modal II OJK Fakhri Hilmi, IDN Times/Auriga

Menurutnya, penyebab utama IHSG melemah ialah virus corona baru atau COVID-19 ke Indonesia dari dalam negeri. Fakhri mengatakan perdagangan IHSG pada pagi hari sebelum Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengumumkan adanya dua orang yang terinfeksi virus corona, IHSG masih dibuka menguat.

Lalu, ketika Presiden mengumumkan hal itu, IHSG sesi kedua langsung ditutup melemah. Selanjutnya, kata Fakhri, IHSG terpukul saat investor mendengar pengumuman ada WNA di Bali yang meninggal akibat virus corona.

"Kemarin sebenarnya sampai pertengahan sesi kedua masih mix, naik turun. 0,1-0,2 begitu ada pengumuman bahwa ada yang meninggal turun lagi," ujarnya.

2. Kasus asuransi di Jiwasraya juga menjadi penyebab

IDN Times / Auriga Agustina

Tak hanya itu, kasus gagal bayar yang dilakukan oleh PT Asuransi Jiwasraya juga ternyata menjadi sentimen negatif untuk IHSG.

"Sudah ada titik terang, Kementerian BUMN sudah memasang target akhir Maret. Mereka melakukan pembayaran pertama, mereka juga akan menjual aset-aset salah satunya Citos," tuturnya.

3. Pertumbuhan ekonomi yang diprediksi kurang dari 5 persen menjadi salah satu faktor

IDN Times / Auriga Agustina

Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sering kali diprediksi tak mencapai 5 persen, juga menjadi faktor IHSG tertekan. Prediksi ini semakin menguat karena virus corona yang telah ditetapkan menjadi pandemik oleh WHO.

"Secara spesifik itu yang kita hadapi, banyak sekali isu global dan regional," ujarnya.

Baca artikel menarik lainnya di IDN App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Editorial Team