IHSG Anjlok 5 Persen, Perdagangan Saham Ditutup Lebih Cepat
Jakarta, IDN Times - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lebih awal pada Kamis (12/3), menyusul turunnya perdagangan sejak sesi pembukaan pagi hari. Bursa-bursa masuk zona merah setelah pengumuman WHO soal virus corona atau COVID-19 yang memasuki fase pandemik.
Jika biasanya ditutup pukul 16.00 WIB, kali ini otoritas bursa memberhentikan seluruh transaksi pada pukul 15.33 WIB di level 4.895, 748 atau anjlok 5,01 persen. Sedangkan saham-saham unggulan yang tergabung dalam LQ-45 tergelincir 6,12 persen menjadi 769,641.
Deputi Komisioner Pengawasan Pasar Modal II OJK Fakhri Hilmi mengatakan, jika pasar saham tidak langsung dihentikan maka kondisi indeks akan semakin terperosok.
"Sekarang (IHSG) di 4.895 dan haltingnya setengah jam. Karena di-halting pukul 15.33 berarti secara technical langsung penutupan, tinggal besok dibuka lagi," ujarnya.
1. Kegiatan perdagangan harus dihentikan bila IHSG dalam tekanan

OJK melalui surat bernomor S-274/PM.21/2020, memerintahkan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menghentikan kegiatan perdagangan saham bila IHSG berada dalam tekanan.
Rinciannya, bila IHSG turun 5 persen dalam sehari, BEI diperintahkan menghentikan perdagangan selama 30 menit. Aturan ini mulai berlaku pada perdagangan besok, Rabu (11/3) sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Sementara bila IHSG turun hingga 10 persen atau turun melebihi 15 persen, maka BEI harus segera menerapkan protokol krisis yang dimiliki, sesuai SK Direksi BEI nomor Kep-00366/BEI/05-2012 mengenai Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia Dalam Kondisi Darurat.
2. Total transaksi turun Rp1 triliun dibandingkan Rabu
Sebagai informasi, secara year to date IHSG telah terkoreksi sebesar 22,28 persen, sementara selama satu bulan terakhir IHSG terkoreksi 16,62 persen. Adapun selama satu minggu terakhir IHSG sudah turun sebesar 13,17 persen.
Secara keseluruhan total frekuensi saham tercatat 421.049 kali dengan nilai sebesar Rp5,980 triliun, dan volume 5,321 miliar saham.
Pada Rabu kemarin, jumlah frekuensi saham yang diperdagangkan tercatat 482.468 kali dengan volume sebanyak 6,771 miliar lembar senilai Rp6,977 triliun.
3. Bursa saham regional juga memerah

Bursa-bursa regional pun memerah, seperti saham China yang merosot dua hari beruntun sebagai dampak virus corona. Indikator utama Indeks Komposit Shanghai dikutip dari Antara, turun 1,52 persen menjadi ditutup pada 2.923,49 poin, sementara Indeks Komponen Shenzhen yang melacak saham-saham di bursa kedua China berakhir 2,31 persen lebih rendah pada 10.941,01 poin.
Nilai transaksi gabungan saham yang mencakup kedua indeks tersebut mencapai 837,63 miliar yuan (sekitar US$120 miliar) turun dari 972,9 miliar yuan (sekitar US$139,8 miliar) pada hari sebelumnya.
Sementara bursa saham Hong Kong melemah tajam pada perdagangan Kamis, dengan indikator utama Indeks Hang Seng (HSI) jatuh 3,66 persen atau 922,54 poin, menjadi ditutup di 24.309,07 poin.
Indeks Hang Seng diperdagangkan berkisar antara terendah 24.117,94 poin hingga tertinggi 24.657,67 poin, dengan nilai transaksi mencapai 152,26 miliar dolar Hong Kong (sekitar US$19,60 miliar). Indeks Hang Seng melemah 0,63 persen atau 160,90 poin menjadi 25.231,61 poin pada akhir perdagangan Rabu (11/3), dengan nilai transaksi mencapai 112,68 miliar dolar Hong Kong (sekitar US$14,50 miliar).
Adapun bursa saham Filipina melemah tajam pada perdagangan Kamis, dengan indikator utama indeks komposit PSE anjlok 9,71 persen atau 616,99 poin, menjadi ditutup di 5.736,27 poin.
Sementara itu, indeks seluruh saham jatuh 8,30 persen atau 315,96 poin, menjadi berakhir di 3.492,77 poin.
Saham-saham Tokyo juga berakhir turun tajam.
Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Saham Tokyo (TSE) jatuh 856,43 poin atau 4,41 persen, dari tingkat penutupan Rabu (11/3), menjadi mengakhiri perdagangan di 18.559,63 poin.
Sementara itu, Indeks Topix yang lebih luas dari seluruh saham papan utama di pasar Tokyo merosot 57,24 poin atau 4,13 persen, menjadi ditutup pada 1.327,88 poin.