Ini yang Dilakukan IFG untuk Bangkitkan UMKM di Tengah Pandemik

Jamkrindo dan Askrindo diberi tugas untuk salurkan kredit

Jakarta, IDN Times - Dampak buruk pandemik COVID-19 di Indonesia sangat nyata bagi pelagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, setidaknya 47 persen pelaku UMKM terpaksa menutup usahanya akibat permasalahan keuangan (modal) dan terganggunya distribusi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia Financial Group (IFG) sebagai BUMN holding asuransi dan penjaminan, bertugas untuk mendorong penguatan fungsi investasi dan kredit modal kerja bagi UMKM yang terdampak pandemik.

PT Jamkrindo dan PT Askrindo sebagai anggota holding IFG, diberi tugas untuk membantu UMKM melalui layanan penjaminan kredit usaha. Airlangga menyebut ini adalah bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dicanangkan oleh pemerintah.

“Pemerintah terus melakukan berbagai upaya dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional dan sudah menyiapkan berbagai program serta alokasi anggaran untuk 2020 dan 2021. Untuk UMKM sendiri, dana yang dipersiapkan adalah sebesar Rp123,46 triliun untuk tahun ini, yang mana sudah terealisasi sebesar Rp93,48 triliun atau sebesar 76 persen per November 2020,” ujar dia dalam keterangan pers tertulis yang diterima oleh IDN Times, Kamis (5/11/2020).

1. UMKM jadi salah satu pilar perekonomian Indonesia

Ini yang Dilakukan IFG untuk Bangkitkan UMKM di Tengah Pandemik

UMKM menjadi salah satu pilar utama perekonomian Indonesia yang telat menyumbangkan pendapatan domestik bruto (PDB) hingga 57 persen pada 2018. Oleh sebab itu, menggerakkan UMKM di tengah gejolak ekonomi menjadi salah satu perhatian utama pemerintah saat ini.

Tidak hanya itu, UMKM juga berperan besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan. Pada 2018, UMKM menyerap 97 persen tenaga kerja di seluruh Indonesia. Airlangga mengatakan pemerintah melalui Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, telah mengalokasikan dana Rp123 triliun untuk dapat meningkatkan perekonomian dan mendorong keberlangsungan UMKM.

Untuk mendukung permodalan UMKM agar dapat bertahan di masa krisis, kata dia, pemerintah menciptakan skema perlindungan melalui program jaring pengaman. Program itu bertujuan menjaring lebih banyak UMKM dan menumbuhkan peningkatan pembelian produk UMKM nasional.

"Ke depan kami berharap upaya untuk mendorong kegiatan usaha UMKM dapat terlaksana secara berkelanjutan, dan dapat menjadi solusi bagi UMKM untuk semakin mengoptimalkan usahanya,” ucap Airlangga.

Baca Juga: Jurus Andalan Erick Thohir untuk Bikin UMKM Naik kelas

2. PT Jamkrindo dan PT Askrindo beri jaminan kredit modal kerja untuk UMKM

Ini yang Dilakukan IFG untuk Bangkitkan UMKM di Tengah PandemikIDN Times/Istimewa

Sejalan dengan rencana program PEN, PT Jamkrindo dan PT Askrindo sebagai anggota holding IFG bertanggung jawab sebagai lembaga penjamin Kredit Modal Kerja (KMK) untuk UMKM.

“Faktor permodalan merupakan salah satu kendala utama yang dihadapi UMKM di tengah gejolak perekonomian saat ini. Dan untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut UMKM membutuhkan dukungan permodalan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR),” ujar Direktur Bisnis IFG, Pantro Pander Silitonga.

Hingga hari ini, PT Askrindo telah merealisasikan penjaminan KMK PEN kepada 9.619 debitur dengan nilai penjaminan KMK sebesar Rp5,4 triliun, pada periode bulan Juli sampai 4 November 2020. Sementara itu, PT Jamkrindo melaporkan data penjaminan KMK PEN sebesar Rp5,5 triliun kepada 283.975 debitur.

Agar penyaluran KMK UMKM optimal, menurutnya, pihaknya juga memperkuat sosialisasi masyarakat melalui berbagai kegiatan, di antaranya webinar bertemakan UMKM yang diselengggarakan oleh IFG.

“Melalui hal ini, kami berharap UMKM dapat melewati masa krisis ini dan semakin berkembang, sehingga dapat mendorong pemulihan ekonomi nasional,” ucap Pantro.

3. Menteri Koperasi dan UKM sebut pelaku UMKM perlu tingkatkan literasi digital untuk bisnis

Ini yang Dilakukan IFG untuk Bangkitkan UMKM di Tengah PandemikIlustrasi Resesi (IDN Times/Arief Rahmat)

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menyatakan pandemik COVID-19 telah memberi dampak sosial dan ekonomi. Dampak yang dirasakan mulai dari menurunnya pendapatan rumah tangga hingga tidak sedikit pula yang kehilangan mata pencaharian.

Hal itu, menurutnya, membuat masyarakat menjadi lebih selektif dalam melakukan pembelian. Hal ini juga berdampak langsung kepada UMKM karena perputaran bisnis mereka menjadi semakin melambat.

“Di tengah kondisi saat ini, terjadi perubahan pola konsumsi masyarakat dari offline ke online, oleh karena itu para pelaku UMKM perlu meningkatkan literasi digital agar bisnisnya dapat berjalan dengan baik,” ujar Teten Masduki.

Dalam mengatasi hal ini, kata dia, Kementerian Koperasi dan UKM turut membantu para pelaku UMKM dalam melakukan adaptasi bisnis. Pihaknya menyelenggarakan berbagai pelatihan dan memandu perubahan model bisnis ke arah digital.

“Sehingga UMKM dapat memperkuat kualitas produknya dan meningkatkan daya saing,” ujar Teten Masduki.

Baca Juga: Jadi Holding BUMN Asuransi, Aset IFG Tembus Rp72,5 Triliun

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya