Wisma Danantara Indonesia (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Sebelumnya, Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) membeberkan alasan menyuntikkan modal senilai 405 juta dolar AS atau setara Rp6,65 triliun kepada Garuda Indonesia dan Citilink Indonesia. Wakil Menteri BUMN sekaligus Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, mengatakan sebagai pemegang saham, pihaknya berkewajiban meninjau kondisi masing-masing perusahaan, termasuk potensi bisnis dan dampaknya terhadap perekonomian.
"Dengan keyakinan penuh, kami melakukan proses transformasi komprehensif di Garuda Indonesia," ujar Dony dalam konferensi pers di Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa (24/6/2025).
Dony, yang juga memimpin Danantara Asset Management (DAM), menyatakan pihaknya bertugas mengelola aset dan investasi BUMN. Oleh sebab itu, dukungan yang diberikan kepada grup Garuda Indonesia merupakan bagian dari pengelolaan tersebut.
Selain suntikan modal, Danantara juga memberikan pendampingan menyeluruh berbasis tata kelola dan restrukturisasi untuk menyehatkan kinerja perusahaan.
"Bentuk pengelolaan tersebut antara lain menambah ekuitas, melakukan restrukturisasi, serta meningkatkan kinerja. Kami juga merencanakan langkah-langkah strategis seperti merger dan akuisisi yang akan dilaksanakan melalui Danantara Asset Management," tutur Dony.
Dengan bantuan modal ini, ditargetkan grup Garuda Indonesia dapat mencetak laba bersih pada 2026. Sebagai informasi, hingga kuartal I-2025, Garuda Indonesia masih mencatatkan rugi bersih sebesar 76,48 juta dolar AS atau setara Rp1,25 triliun.
"Alasan kami melakukan penambahan ekuitas dan transformasi pada Garuda Indonesia adalah untuk memberikan nilai tambah yang lebih baik dan menjadikan perusahaan lebih kompetitif," ucap Dony.