Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi APBN (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi APBN (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa hingga Agustus 2020, serapan anggaran pemulihan ekonomi nasional (PEN) sudah mencapai 25 persen dari total pagu sebesar Rp695 triliun. Angka ini meningkat signifikan dibanding beberapa waktu sebelumnya yang persentasenya masih satu digit.

"Dibanding semester I kemarin Rp124,6 triliun, itu per Agustus sudah naik menjadi Rp173,98 triliun atau naik 18 persen," kata Airlangga dalam tayangan virtual di youtube Sekretariat Presiden, Senin (24/8/2020).

1. Dorong pemulihan ekonomi, anggaran Kementerian/Lembaga yang tidak terserap bisa dialihkan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam kuliah umum di Universitas Airlangga, Rabu (29/1). IDN Times/Fitria Madia

Sesuai arahan Presiden Jokowi, lanjut Airlangga, anggaran kementerian/lembaga (K/L) yang tidak terserap bisa dialihkan kepada program yang mendukung produktivitas perekonomian. Dengan demikian, diharapkan upaya-upaya tersebut dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke jalur yang positif.

"Kemudian beberapa program yang akan terus didorong terutama terkait bantuan langsung cash, yang dalam waktu dekat ini adalah banpres produktif atau subsidi gaji di bawah Rp5 juta," ujarnya.

2. Beberapa perusahaan mulai mencatat keuntungan

ilustrasi ekonomi (IDN Times)

Airlangga menyampaikan bahwa saat ini beberapa perusahaan mulai mencatatkan keuntungan yang lebih baik dari tahun lalu. Dia optimis beberapa sektor yang terus mengalami tren positif bisa terus berlanjut.

"Beberapa sektor, sektor keuangan misalnya, informasi komunikasi, juga terkait dengan pertanian dan perkebunan masih positif. Apalagi didukung harga komoditas yang sudah membaik. Baik harga minyak, harga nikel, logam mulia, atau kelapa sawit," jelas dia.

3. Pemulihan ekonomi akan bergantung pada tiga hal

Menteri Keuangan, Sri Mulyani. IDN Times/Hana Adi Perdana

Pulihnya ekonomi pada tahun depan sangat bergantung pada beberapa hal. Pertama adalah dari sisi kesehatan, di mana pemerintah sangat bergantung pada keberhasilan penangangan COVID-19, disiplin protokol kesehatan, dan penemuan serta ketersediaan vaksin di 2021.

Kedua adalah dukungan ekspansi fiskal yang masih tetap dilakukan pemerintah dengan melanjutkan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) baik dari sisi demand dan supply, akselerasi dari reformasi, mendorong daya saing dan iklim invetasi.

"Ini terwujud dalam omnibus law yang sedang dalam pembahasan, reformasi anggaran dan dari lembaga pengeleloaan," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Terakhir adalah pengaruh ekonomi dunia. Sri Mulyani menyebut pada kuartal III 2020 ini akan banyak terjadi revisi pertumbuhan tahun 2021 oleh lembaga internasional. "Di mana masih tergantung pada penanganan COVID-19 dan apakah terjadi second wave," ucapnya.

Editorial Team