Ilustrasi mahasiswa merayakan graduation (pexel.com/olia danilevich)
Guru Besar UIN, Prof. Maila Dinia Husni Rahiem M.A., Ph.D menyampaikan, kronologi dan temuan plagiarisme tersebut adalah karena adanya kesalahan internal mereka.
Karena seorang mahasiswa doktoral sekaligus dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memeriksa keaslian disertasi Bahlil melalui akun Turnitin kampus dan mendapatkan hasil similarity sebesar 13 persen.
Namun, dokumen tersebut tidak segera dihapus dan tersimpan dalam repository Turnitin kampus. Saat pemeriksaan ulang, sistem mendeteksi kesamaan 100 persen karena file tersebut sudah terekam dalam database Turnitin sebagai dokumen resmi.
"Kondisi ini memunculkan kesan yang salah bahwa Menteri Bahlil menjiplak karya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini terjadi karena disertasi Menteri Bahlil pernah diunggah ke repository Turnitin dan dianggap sebagai dokumen terdaftar. Ketika lima orang dari berbagai perguruan tinggi melakukan pengecekan ulang, mereka memperoleh hasil similarity antara 95 persen hingga 100 persen. Hasil uji ini kemudian tersebar di media sosial dan semakin memperkuat kesalahpahaman tersebut," ujar Maila dalam keterangan tertulis, Senin (21/10/2024).
Polemik kedua yakni terkait jangka waktu kuliah dan riset singkat yakni sekitar satu tahun dan 7 bulan hingga akhirnya Bahlil dinyatakan lulus dengan predikat pujian cumlaude.