Gagal Comeback, Rupiah Dibekuk Dolar AS Seharian

Rupiah ditutup melemah 14 poin ke Rp14.932 per dolar AS

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs mata uang Garuda kembali melemah atas mata uang dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Kamis (4/8/2022).

Seperti dikutip dari Bloomberg, kurs rupiah ditutup melemah 14 poin ke level Rp14.932 per dolar AS pada perdagangan sore ini. Sebelumnya, rupiah ditutup di level Rp14.911.

Baca Juga: Sentimen Geopolitik Jadi Biang Kerok Melemahnya Rupiah Pagi ini

1. Data industri AS dongkrak dolar

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan dolar AS naik terhadap mata uang lainnya pada Kamis (4/8/2022), setelah data menunjukkan kenaikan mengejutkan di industri jasa AS pada bulan Juli, sementara komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve minggu ini juga mendukung greenback.

"Membantu dolar minggu ini telah menjadi penilaian ulang kemungkinan Federal Reserve untuk mempertahankan sikap pengetatan moneter yang agresif di tengah data ekonomi yang masuk akal dan komentar hawkish dari sejumlah pembuat kebijakan," kata Ibrahim pada Kamis (4/8/2022).

Data yang dirilis Rabu lalu menunjukkan industri jasa AS secara tak terduga meningkat pada Juli di tengah pertumbuhan pesanan yang kuat, mendukung pandangan bahwa ekonomi tidak dalam resesi meskipun output merosot pada paruh pertama tahun ini.

2. Pemerintah memastikan utang negara sebesar Rp7.123 triliun dalam batas aman dan wajar

Sementara itu, pasar terus memantau perkembangan utang Indonesia yang terus mengalami kenaikan walaupun pemerintah memastikan utang negara sebesar Rp7.123 triliun dalam batas aman dan wajar. Meski jumlah utang tersebut meningkat Rp121 triliun dibanding Mei 2022 sebesar Rp7.002 triliun. Sedangkan, rasio utang terhadap PDB dalam batas aman, wajar, serta terkendali diiringi dengan diversifikasi portofolio yang optimal.

Adapun, utang pemerintah didominasi instrumen Surat Berharga Negara (SBN) dengan porsi sebesar 88,46 persen. Hingga akhir Juni 2022, penerbitan SBN yang tercatat sebesar Rp6.301,88 triliun. Penerbitan ini juga terbagi menjadi SBN domestik dan SBN valuta asing (valas). SBN domestik tercatat sebanyak Rp4.992,52 triliun yang terbagi menjadi Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp4.092,03 triliun serta Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebesar Rp900,48 triliun.

Sementara itu, SBN Valas yang tercatat adalah sebesar Rp.1.309,36 triliun dengan rincian SUN sebesar Rp.981,95 triliun dan SBSN senilai Rp.327,40 triliun.

Berdasarkan mata uang, utang pemerintah didominasi oleh mata uang domestik (Rupiah), yaitu 70,29 persen. Selain itu, saat ini kepemilikan oleh investor asing terus menurun sejak tahun 2019 yang mencapai 38,57 persen, hingga akhir tahun 2021 yang mencapai 19,05 persen, dan per 5 Juli 2022 mencapai 15,89 persen.

Baca Juga: The Fed Lagi-lagi Kerek Naik Suku Bunga Sebesar 75 Basis Poin

3. Proyeksi rupiah esok hari

Ibrahim menambahkan meskipun pemerintah memberikan sinyal aman terhadap utang pemerintah namun pelaku pasar sedikit goyah, karena kondisi pasar global yang terus tertekan akibat resesi teknikal di beberapa benua salah satunya AS dan Eropa serta ketegangan China dan Taiwan akibat kedatangan Pelosi.

Pada penutupan pasar sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah 21 poin walaupun sebelumnya sempat melemah 25 poin di level Rp14.932 dari penutupan sebelumnya di level Rp14.911.

"Sedangkan, untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatuf namun ditutup melemah di rentang Rp14.920-Rp14.970," katanya. 

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya