Sentimen Geopolitik Jadi Biang Kerok Melemahnya Rupiah Pagi ini

Rupiah dibuka melemah 15 poin ke level Rp14.911 per dolar AS

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs mata uang Garuda melemah atas mata uang dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan Kamis (4/8/2022).

Seperti dikutip dari Bloomberg, kurs rupiah dibuka melemah 15 poin ke level Rp14.911 per dolar AS pada perdagangan pagi ini. Sebelumnya, rupiah diitutup di level Rp14.889.

Baca Juga: Dolar AS Bekuk Rupiah Sore Ini, Melemah ke Level Rp14.911 

1. Dolar AS menguat karena positifnya sejumlah indikator ekonomi

Chief Economist Bank Permata, Josua Pardede, mengatakan dolar AS menguat setelah beberapa indikator ekonomi AS, terutama indikator manufaktur, memiliki kinerja lebih baik dari perkiraan.

"US Factory Orders tercatat 2,0 persen lebih tinggi dari perkiraan yakni 1,2 persen dan lebih tinggi dari periode sebelumnya yakni 1,8 persen. Sementara itu, US Durable Goods Orders naik menjadi 2,0 persen dari sebelumnya 1,9 persen," kata Josua saat dikonfirmasi oleh IDN Times, Kamis (4/8/2022).

Indikator ekonomi yang lebih kuat, lanjut Josua, mendorong ekspektasi terhadap sikap hawkish Fed. Sentimen tersebut juga didukung oleh pernyataan pejabat Fed, seperti James Bullard dan Thomas Barkin, yang berpendapat bahwa mereka cenderung setuju untuk Fed tetap menaikkan suku bunga untuk sisa tahun 2022.

"Indeks dolar menguat 0,25 persen menjadi 106,51. Sementara itu, meskipun sentimen hawkish menguat, yield US Treasury (UST) turun 4bps menjadi 2,70 persen," ujarnya.  

2. Rupiah anjlok karena sentimen geopolitik

Lebih lanjut, ketegangan geopolitik di pasar Asia meningkat setelah politisi AS, Nancy Pelosi, menegaskan dukungan AS kepada Taiwan. China merespons melalui larangan ekspor ke Taiwan. Ketegangan geopolitik mendorong sentimen risk-off di pasar, sehingga rupiah melemah.

"Rupiah turun 0,13 persen ke level Rp14.913 per dolar AS. Di tengah sentimen risk-off, IHSG naik 0,84 persen ke level 7.047, meskipun investor asing membukukan penjualan bersih 480 juta dolar AS di pasar saham domestik. Di tengah sentimen risk-off yang terus meningkat dalam 2 hari terakhir, obligasi acuan IDR diperdagangkan bervariasi pada Rabu ini," katanya.

Baca Juga: Yuan China Anjlok Usia Pelosi Kunjungi Taiwan, Krisis Global Memanas

3. Proyeksi rupiah nanti sore

Josua menambahkan, volume perdagangan obligasi pemerintah tercatat sebesar Rp8,78 triliun, lebih rendah dari volume perdagangan hari sebelumnya yang sebesar Rp15,66 triliun.

"Kepemilikan asing pada obligasi IDR naik sebesar Rp5,14tn menjadi Rp759tn (15,52 persen dari total) pada 2 Agustus 2022 mendatang. USD/IDR diperkirakan pada penutupan perdagangan nanti sore akan berada di rentang Rp14.850-Rp14.950," ucapnya.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya