Menlu Rusia Tuding Negara Barat Jadi Biang Kerok Krisis Pangan Global
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Rusia menolak dengan tegas tudingan yang menyatakan jika krisis pangan global yang terjadi disebabkan oleh negara Beruang Merah. Negara-negara barat justru dinilai oleh Rusia menjadi biang kerok terjadinya krisis global karena sanksi yang diterapkan kepada negara di bawah kepemimpinan Vladimir Putin ini.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan negara-negara barat kini tengah menjalankan misi untuk memaksakan dominasi mereka terhadap negara lain, termasuk Rusia.
Baca Juga: Putri Vladimir Putin Ditunjuk untuk Tangani Barang Subtitusi Impor
1. Menlu Rusia nilai sanksi barat jadi biang kerok krisis pangan global
Lavrov mengatakan, agresivitas negara-negara Barat dalam menjatuhkan sanksi terhadap Rusia menunjukkan satu kesimpulan sederhana. Sanksi bukan tentang invasi ke Ukraina. Sanksi sendiri lebih ke persoalan masa depan tatanan dunia.
"Mereka (negara-negara barat) menyatakan setiap orang harus mendukung tatanan dunia berbasis aturan, dan aturan itu ditulis tergantung pada situasi spesifik apa yang ingin diselesaikan Barat demi kepentingannya sendiri," kata Lavrov saat mengunjungi Mesir dikutip dari BBC pada Senin (25/7/2022).
Baca Juga: Putin Curhat ke Jokowi soal Sanksi Barat
2. Negara di Afrika dan Arab kekurangan gandum
Editor’s picks
Dalam pidatonya kepada duta besar Liga Arab di Kairo, Mesir, beberapa waktu lalu, Lavrov mengatakan negara-negara Barat memutarbalikkan kebenaran tentang dampak sanksi terhadap ketahanan pangan global.
Imbas pengetatan ekspor komoditas baik dari Rusia maupun Ukraina, sebagian besar negara di Arab dan Afrika sangat terpengaruh oleh kekurangan gandum yang disebabkan oleh perang antara Rusia dan Ukraina.
Baca Juga: Jokowi: Putin Setuju Buka Jalur Ekspor Gandum Ukraina
3. Industri angkat kaki dari Rusia
Kunjungan Sergei Lavrov ke sejumlah negara di Arab maupun Afrika dalam rangka mencari dukungan. Rusia saat ini menjadi bulan-bulanan negara-negara barat. Sanksi yang diterapkan oleh sejumlah negara bahkan membuat sejumlah industri kabur dari negara Beruang Merah.
Pelaku bisnis mengaku bisnis tidak bisa berjalan dengan maksimal di Rusia. Selain itu, pelaku industri juga menilai langkah Rusia menginvasi Ukraina merupakan langkah yang tidak bisa dibernarkan.
Salah satu contohnya adalah ritel fashion H&M memutuskan untuk meninggalkan pasar Rusia seiring dengan tidak menurunnya eskalasi perang antara negara beruang merah dan Ukraina. Sebelum benar-benar meningggalkan Rusia, H&M memutuskan untuk menjual sisa stok yang dimilikinya secara besar-besaran.
Keputusan H&M untuk angkat kaki dari Rusia muncul setelah perusahaan asal Swedia ini menangguhkan semua penjualannya di Rusia pada Maret lalu, tak lama setelah pasukan Rusia menginvasi Ukraina pada akhir Februari.