492 Startup Terdampak COVID-19, 63 Ribu Orang Kena PHK
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 memukul seluruh perekonomian negara dunia. Divsisi lain, sebagian besar dunia usaha terkena imbasnya. Hanya sedikit yang mampu bertahan.
"Peritel, airlines dan tourism paling akan terdampak. Start-up juga," Ketua Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar, Meutya Hafid dalam diskusi virtual 'Tren Geopolitik Dunia di Tengah COVID-19', Jumat (12/6).
1. Startup di bidang travel dan tourism paling terdampak
Berdasarkan paparan presentasi Meutya, sebanyak 492 start-up terdampak pandemik COVID-19 (periode 11 Maret-8 Juni 2020). Jumlah karyawan yang di PHK mencapai 63.714 orang. Di Indonesia, ada 5 start-up yang sudah terkena imbas dan 450 karyawan di PHK.
"Dugaan saya (yang terimbas) terutama start-up bidang industri tadi yang terkait dengan travel, tourism dan lain-lain," tuturnya.
Baca Juga: Mau Bangun Startup? Ini Panduan untuk Gali Ide Segarmu
2. Potensi peningkatan jumlah pengangguran dan angka kemiskinan
Editor’s picks
Selain itu, International Labour Organization (ILO) memproyeksikan 1,6 miliar pekerja sektor informal akan terkena dampak ekonomi, seperti berkurangnya pendapatan atau bahkan kehilangan pekerjaan.
United Nations University World Institute for Development Economic Research (UNU-WIDER) menyebut 500 juta orang (8 persen penduduk dunia) berpotensi menjadi masuk kategori masyarakat miskin.
3. Angka kemiskinan di Indonesia diprediksi naik 12 persen akibat pandemik COVID-19
Angka kemiskinan di Indonesia diprediksi naik sebesar 12 persen akibat pandemik virus corona atau COVID-19. Hal itu diungkapkan Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara. Menurut dia, kenaikan angka tersebut lantaran masyarakat banyak yang terkena dampak pandemik virus corona atau COVID-19.
Meski tak bisa memastikan jumlah pastinya berapa angka kemiskinan saat ini, Juliari menuturkan kenaikannya diprediksi hingga 10 sampai 12 persen. Kementerian Sosial (Kemensos), kata Juliari, masih akan mendata masyarakat yang masuk kategori miskin tersebut.
"Kami antisipasi jumlah keluarga miskin pasca-COVID akan bertambah, ada beberapa lembaga survei jadi 10 sekian persen atau bahkan ada yang ekstrem 12 persen, kami belum bisa memberikan angka pasti, kami antisipasi meningkat jumlahnya," kata Juliari.
Baca Juga: Perbedaan WFH dengan Remote Work Menurut HR dan CEO Startup!