Luhut: Saya Terus Terang Gak Setuju Demo Sekarang!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyayangkan aksi demonstrasi yang dilakukan oleh sebagian masyarakat. Menurut dia, demo yang dilakukan saat ini tidak tepat lantaran adanya pandemik COVID-19 yang berpotensi memicu penambahan kasus.
"Saya terus terang nggak setuju demo dilakukan sekarang. Jaga birahi politik kita karena yang dilakukan ini bisa menimbulkan klaster," kata Luhut dalam webinar yang digelar secara virtual, Rabu (21/10/2020).
1. Luhut minta seluruh elemen masyarakat kompak
Di masa pandemik COVID-19 saat ini, Luhut meminta semua elemen masyarakat untuk bersatu padu. Menurut dia, hal itu perlu dilakukan agar proses pemulihan kesehatan dan ekonomi bisa berjalan dengan cepat.
"Kita semua juga harus kompak. Karena yang kita hadapi itu masalah dunia," ucap dia.
Baca Juga: Luhut Janji Gak Bakal Jadi Pejabat Lagi usai 2024!
2. Waspadai gelombang kedua
Editor’s picks
Mantan Menko Polhukam itu juga meminta kepada para pemangku kepentingan agar selalu menjaga protokol kesehatan yang ada. Hal ini guna mencegah terjadinya gelombang kedua dari wabah tersebut.
"Amerika dan Eropa ada second wave libur panjang minggu depan saya terus terang khawatir saya ingatkan untuk menjaga protokol kesehatan," ucap dia.
3. Strategi Luhut kendalikan COVID-19
Luhut juga menyampaikan, ada tiga strategi yang dilakukan pihaknya dalam penanganan COVID-19 yang ada di 8 provinsi. Pertama, adalah dengan melakukan penanganan di hulu melalui kampanye protokol kesehatan secara optimal.
Kedua, melakukan operasi yustisi guna mengawasi masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan secara baik. Selain itu, pemerintah juga terus melakukan testing dan tracing.
"Ketiga adalah bagaimana manajemen perawatan COVID-19. Jadi orang harusnya berhenti di ringan saja. Karena rata-rata 100 persen sembuh. Sekarang hampir 450 RS rujukan sudah memiliki obat yang standar. Kemudian training yang mengatasinya sehingga nggak ada pasien yang disakitin," ujarnya.
Baca Juga: Luhut Ungkap Awal Mula Lahirnya Omnibus Law