Pemerintah Waspadai Ancaman The Perfect Storm ke Ekonomi RI

Kemenko Perekonomian dorong pemanfaatan bonus demografi

Jakarta, IDN Times - Sejumlah indikator menunjukkan tren pemulihan ekonomi Indonesia yang cukup positif. Meski begitu, pemerintah tetap mewaspadai tantangan The Perfect Storm atau 5C yakni COVID-19, Conflict, Climate Change, Commodity Prices, dan Cost of Living ke perekonomian Indonesia.

"Krisis dan ketidakpastian global tersebut berdampak pada disrupsi rantai pasok global serta menyebabkan krisis pangan, energi, dan keuangan," kata Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto dalam keterangannya, Rabu (26/7/2023).

Baca Juga: BI Proyeksi Ekonomi Global Capai 2,7 Persen di 2023

1. Pemerintah selalu berupaya menjaga ketahanan ekonomi nasional

Pemerintah Waspadai Ancaman The Perfect Storm ke Ekonomi RIIlustrasi pertumbuhan ekonomi (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Sejak ditetapkan sebagai bencana nasional pada April 2020, unprecendented global crisis pandemik COVID-19 membuat Indonesia mengerahkan segenap kemampuan untuk
menjaga ketahanan ekonomi nasional serta kehidupan dan penghidupan seluruh rakyat.

Ketahanan ekonomi nasional menjadi bagian esensial untuk mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan berdaya saing serta menjadi prasyarat dalam merespons berbagai tantangan global dan domestik.

Berbagai terobosan dalam kebijakan ekonomi terus dilakukan pemerintah guna mendongkrak kemampuan perekonomian domestik. Mulai dari program stabilitas nasional yang dinamis, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, desentralisasi fiskal, pengentasan kemiskinan, pembangunan pedesaan, reformasi ekonomi, restrukturisasi keuangan, memantapkan stabilitas ekonomi makro, serta pembangunan infrastruktur.

“Kemenko Perekonomian di era Menko Perekonomian Airlangga terus melakukan berbagai upaya extraordinary untuk mendukung berbagai kebijakan yang telah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo guna menjaga resiliensi perekonomian nasional,” papar Haryo.

Baca Juga: BKF: Proyeksi Ekonomi RI Tetap Tinggi Dibandingkan Negara G20 

2. Fundamental ekonomi Indonesia masih berada di posisi yang kuat

Pemerintah Waspadai Ancaman The Perfect Storm ke Ekonomi RIilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Memasuki 2023 dan dengan berakhirnya pandemik menjadi endemik, fundamental ekonomi Indonesia masih berada di posisi yang kuat dan menjadi modal baik untuk menghadapi kondisi ekonomi global yang diprediksi melambat di 2023.

Indonesia saat ini tengah berada dalam periode mendekati puncak bonus demografi. Bonus demografi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan penduduk sebuah negara pada usia produktif yaitu berkisar antara 16 hingga 65 tahun.

Haryo menyampaikan, potensi tersebut harus dioptimalkan untuk mendorong Indonesia keluar dari middle income trap.

“Dengan bonus demografi yang tengah dimiliki Indonesia serta keharusan Indonesia segera keluar dari middle income trap, mari kita bulatkan tekad dan semangat untuk selalu memberikan karya terbaik dalam membangun perekonomian nasional, menuju Indonesia maju dan sejahtera," katanya.

"Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bersinergi dan memberikan dukungan luar biasa kepada Kemenko Perekonomian untuk membangun perekonomian Indonesia yang lebih tangguh,” Haryo menambahkan.

Baca Juga: BPS Catat Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Era Heru Naik, Kemiskinan Turun

3. Indonesia mengalami tiga fase perekonomian di awal kemerdekaan

Pemerintah Waspadai Ancaman The Perfect Storm ke Ekonomi RIIlustrasi perekonomian Indonesia (IDN Times/Arief Rahmat)

Pada masa awal kemerdekaan, Indonesia mengalami tiga fase perekonomian. Mulai dari penataan ekonomi pascakemerdekaan, penguatan ekonomi melalui langkah nasionalisasi, hingga timbulnya krisis akibat ekonomi terpusat dan biaya politik yang besar. Pada masa ini, kegiatan produksi perdagangan, dan kondisi ekonomi Indonesia masih belum stabil akibat situasi konflik pada awal kemerdekaan.

Pada era-era berikutnya, berbagai terobosan dalam kebijakan ekonomi terus ditempuh oleh Pemerintah untuk meningkatkan kemampuan perekonomian nasional agar mampu menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakat dan sekaligus meningkatkan daya saing.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sejak awal terbentuk pada tanggal 25 Juli 1966 telah menjadi bagian utuh dalam mengawal perekonomian Indonesia. Nomenklatur Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sendiri baru dimulai pada tahun 2000.

“Dalam masa kepemimpinan Menko Airlangga hingga saat ini, perekonomian nasional dihadapkan kepada berbagai macam tantangan. Tidak hanya terkait dengan meningkatkan kemampuan perekonomian domestik, namun juga upaya menjawab tantangan global,” ujarnya.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya