Pilihan Promo di E-Commerce Makin Berkurang, Pakar Ungkap Penyebabnya

Era bakar uang di e-commerce telah habis

Jakarta, IDN Times – Era "bakar uang" di industri Platform belanja online atau e-commerce telah habis. Hal ini tercermin dari banyaknya platform e-commerce yang mulai melakukan penyesuaian dalam seluruh rantai pasok bisnisnya. Termasuk dalam hal promosi dan pemasaran, serta lebih fokus pada keberlanjutan bisnis.

Contohnya, sejak 23 Oktober lalu e-commerce asal Singapura yaitu Shopee, mulai memberlakukan biaya layanan sebesar Rp1.000 untuk setiap transaksi yang dilakukan oleh pelanggannya.

Selain itu juga para pelanggan Shopee juga sudah dibebankan biaya administrasi transfer sebesar Rp1.000 untuk setiap kali melakukan top up ke dompet ShopeePay.

"Dalam dunia start-up yang berhubungan dengan teknologi dan customer, langkah seperti yang Shopee ambil ini wajar terjadi, mengingat perkembangan teknologi dan kita sebagai customer sangat dinamis,” kata perwakilan Shopee.

Baca Juga: Jangan Kebablasan, Ini 3 Cara Mengerem Belanja Online

1. E-Commerce lain juga memberlakukan biaya tambahan

Pilihan Promo di E-Commerce Makin Berkurang, Pakar Ungkap PenyebabnyaIlustrasi Belanja E-commerce (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain Shopee, Tokopedia baru-baru ini juga mengharuskan pembeli untuk memilih hanya satu tipe promo yang paling sesuai dan relevan dengan kebutuhan mereka saat melakukan checkout.

E-commerce yang menerapkan adanya biaya tambahan atau penyesuain dari sisi strategi promosi bukan hanya Shopee dan Tokopedia saja, tetapi platform lain seperti Blibli, hingga Lazada juga menerapkan hal yang kurang lebih serupa.

Menanggapi hal ini, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah mengatakan, penyesuaian strategi bisnis ini merupakan hal yang wajar meskipun di kondisi yang penuh ketidakpastian. Menurutnya, era bakar duit tidak mungkin selamanya, pasti ada akhirnya dimana pengusaha akan mulai mengharuskannya adanya profit dan investasi bisa kembali.

"Bukan masalah tepat atau tidak tepat (dilakukan saat ini), investor juga mengalami banyak masalah dan tidak mungkin lagi melakukan bakar duit. Mereka justru mengharapkan investasi mereka segera menghasilkan keuntungan untuk mereka," ujar Piter di Jakarta, Sabtu (5/11/2022).

Baca Juga: Hasil Riset: Gen Z Rela Bekerja Lebih Keras asal Kompensasinya Adil

2. Penyesuaian kebijakan tidak akan membuat e-commerce ditinggal pelanggannya

Pilihan Promo di E-Commerce Makin Berkurang, Pakar Ungkap PenyebabnyaIlustrasi belanja online (IDN Times/Arief Rahmat)

Lebih lanjut, Piter meyakini penyesuaian (kebijakan) ini tidak akan membuat mereka ditinggalkan pelanggannya. Sebab, berbagai transaksi digital sudah melekat di masyarakat.

"Meskipun tidak lagi bakar duit, tetapi berbagai layanan digital tetap memberikan layanan yg terbaik dan memberikan kenyamanan bertransaksi. Masyarakat saya kira tidak akan kembali ke masa sebelum adanya layanan digital. Meskipun tidak ada lagi program-program promo, masyarakat yang sudah terbiasa bertransaksi digital tidak akan kemudian berhenti," jelasnya.

Ke depannya industri digital termasuk e-commerce pun dianggap akan tetap berkembang pesat. "Layanan digital adalah keniscayaan masa depan. E-commerce dan bisnis digital akan terus berkembang," Piter menambahkan.

3. Investor mulai mengubah haluan fokus bisnis

Pilihan Promo di E-Commerce Makin Berkurang, Pakar Ungkap PenyebabnyaIlustrasi investor (IDN Times/Aditya Pratama)

Sebelumnya, mantan Menteri Kominfo Rudiantara juga pernah mengungkapkan para investor kini telah mengubah haluan fokus bisnis mereka. Tadinya mereka fokus pada daya tarik atau jumlah download, pengguna dan transaksi, kini menjadi EBITDA atau road to profitability atau berorientasi keuntungan.

"Sehingga era 'bakar uang' untuk mengejar traction sudah lewat. Karena diarahkan dari investor untuk merealisasikan keuntungan investasinya," tuturnya.

Hal ini menjadi lumrah dalam upaya meningkatkan efisiensi demi mendorong profitabilitas dan kontinuitas bisnis perusahaan. Platform belanja digital lainnya memiliki strategi tersendiri terhadap pertumbuhan dan keberlangsungan bisnisnya.

Pengurangan benefit kepada customer oleh berbagai platform belanja online baik di level nasional maupun global merupakan kebijakan perusahaan untuk terus memberikan pengalaman terbaik bagi seluruh pelanggan.

Sebut saja Amazon, Alibaba, Walmart, Grabfood, Gofood, serta Shopeefood, merupakan perusahaan teknologi yang telah menerapkan skema tersebut guna meningkatkan layanan kepada pelanggan, terutama melalui inovasi serta teknologi.

 

Baca Juga: Hasil Riset: Gen Z Indonesia Senang Belanja Online karena Lebih Mudah

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya