Rizal Ramli Prediksi Ekonomi RI Nyungsep di 2019

Itu artinya target pemerintah sebesar 5,2 persen meleset

Jakarta, IDN Times - Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi bakal 'nyungsep' di sepanjang 2019. Hal itu diungkapkan Rizal Ramli dalam diskusi di kantornya, Jakarta (12/8).

Menurut mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian era Gus Dur itu, ekonomi Indonesia hanya akan tercapai sebesar 4,5 persen di 2019. Angka itu malah lebih rendah dibanding target pemerintah yang sebesar 5,2 persen. 

"Kami ingin mengatakan bahwa ekonomi Indonesia akan nyungsep paling hanya 4,5 persen. 

Pemerintah mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal 5,2 persen. Tapi data terakhir sudah 5,0 persen-an. Ini akan anjlok terus ke 4,5 persen," ujarnya.

Rizal mengatakan, ada beberapa indikasi yang membuat dirinya yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal 'nyungsep'. Apa saja itu?

Baca Juga: Perekonomian Indonesia Melambat, Mengapa?

1. Ekonomi makro menunjukan tanda-tanda yang kurang baik

Rizal Ramli Prediksi Ekonomi RI Nyungsep di 2019

Rizal mengatakan indikator makro ekonomi yang bisa membuat ekonomi Indonesia merosot adalah realisasi defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). "Grafik CAD makin merosot sampai terakhir US$8 miliar. PDB juga meningkat lumayan besar dan ini membahayakan," kata dia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada kuartal II-2019 menjadi US$8,4 miliar atau setara 3,04 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Pada kuartal sebelumnya CAD tercatat sebesar US$7 miliar atau setara 2,6 persen dari PDB.

Dia pun mengkritik pejabat pemerintah yang enggan mengakui situasi yang terjadi pada perekonomian Indonesia.

"Dulu juga terjadi kayak gini 98 (pada 1998). Cuman seperti biasa pejabat kita kepedean sibuk bantah-bantah," ungkapnya.

2. Indikator ekonomi mikro

Rizal Ramli Prediksi Ekonomi RI Nyungsep di 2019

Sementara itu dari indikator ekonomi mikro, Rizal Ramli melihat pelemahan pada sektor properti serta ritel bakal berdampak besar. Saat ini kedua industri tersebut tengah mengalami pelemahan. 

"Properti akan terpukul besar, ritel slow down, consumer goods, komoditi seperti palm oil, rubber itu cenderung merosot," ungkapnya. 

3. Neraca perdagangan

Rizal Ramli Prediksi Ekonomi RI Nyungsep di 2019ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Selain itu, neraca dagang yang masih defisit juga disebutnya bisa ikut mendorong merosotnya capaian pertumbuhan ekonomi. BPS mencatat neraca perdagangan sepanjang Januari–Juni 2019 defisit US$1,93 miliar. Realisasi itu dipicu oleh defisit migas yang semakin membengkak mencapai US$ 4,78 miliar di tengah surplus nonmigas sebesar US$2,8 miliar.

"Neraca dagang Indonesia makin negatif. Memang bisa disalahkan dengan faktor eksternal seperti trade war? Lah wong negara lain ngambil manfaat lain dari trade war. Sebut saja Vietnam, Thailand," tuturnya

Baca Juga: Perang Dagang Kian Panas, Modal Asing Masuk Capai Rp179,6 Triliun

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya