Rupiah Keok Lawan Dolar AS Pagi ini
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar (kurs) rupiah dibuka melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Berdasarkan data RTI, Selasa (12/1/2021) nilai tukar rupiah tercatat di level Rp14.223. Kurs dolar AS pagi ini tercatat sudah menguat 63 poin (0,44 persen).
1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI
Sementara itu, berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) Selasa (12/1/2021) mencatat nilai tukar rupiah sebesar Rp14.231 per dolar AS. Angka ini melemah dibanding Senin (11/1/2021) yang sebesar Rp14.155 per dolar AS.
Baca Juga: Rupiah Diprediksi Terus Melemah Sepekan ke Depan, Kenapa?
2. Kurs jual beli dolar AS di sejumlah bank
Berikut sejumlah kurs jual beli dolar AS di sejumlah bank pada pukul 10.10 WIB.
Editor’s picks
Bank BNI: harga beli Rp14.025,00, harga jual Rp14.425,00
Bank BRI: harga beli Rp14.135,00, harga jual Rp14.325,00
Bank Mandiri: harga beli Rp13.950,00, harga jual Rp14.300,00
Bank BCA: harga beli Rp14.080,00, harga jual Rp14.380,00
CIMB Niaga: harga beli Rp14.183,00, harga jual Rp14.213,00
Bank BTN: harga beli Rp14.003,00, harga jual Rp14.353,00
3. Rupiah ditutup melemah pada Senin
Nilai tukar (kurs) rupiah ditutup melemah pada perdagangan Senin (11/1/2021), yaitu turun 105 point ke level Rp14.125 dari penutupan sebelumnya di level Rp14.020.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah dipicu oleh ekspektasi akan kebangkitan ekonomi Amerika Serikat (AS).
“Ekspektasi bangkitnya perekonomian AS di tahun ini serta Imbal hasil obligasi tetap kuat, dan selain itu, pernyataan para pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang menunjukkan optimisme pemulihan ekonomi membuat dolar AS menguat tajam,” jelasnya kepada IDN Times.
“Di tempat berbeda, Presiden The Fed St. Louis, James Bullard mengatakan semua faktor yang akan memicu inflasi sudah ada, dari kebijakan moneter dan fiskal. Bullard mengatakan saat ini kebijakan fiskal sangat powerful, dan kemungkinan akan ada tambahan lagi saat pemerintahan Joseph 'Joe' Biden,” tambahnya.
Baca Juga: Pengaruh PPKM dan Kinerja Ekonomi AS, Rupiah Melemah Tajam