Sri Mulyani: COVID-19 Telan Rp220 Kuadriliun di Dunia

Atau setara Rp220.500 triliun

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa langkah pencegahan terhadap COVID-19 berimbas pada terancamnya perekonomian di seluruh dunia. Hal itu tercermin dari terkoreksinya proyeksinya pertumbuhan ekonomi dunia yang sebelumnya positif menjadi negatif.

"Semula 2020 ini ekonomi dunia diperkirakan tumbuh 3,4 persen, sekarang (proyeksinya) kontraksi minus 3 hingga minus 5 persen," kata Sri Mulyani dalam penyampaian Sidang Mahkamah Konstitusi yang digelar secara virtual, Kamis (8/10/2020).

1. Biaya penanganan dan kerugian akibat COVID-19 capai Rp220,5 kuadriliun

Sri Mulyani: COVID-19 Telan Rp220 Kuadriliun di DuniaIlustrasi Uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Sri Mulyani mengungkapkan, ketugian dan biaya penanganan COVID-19 di seluruh dunia diperkirakan mencapai 9 hingga 15 triliun dolar AS atau setara Rp132,3 kuadriliun-Rp220,5 kuadriliun (kurs Rp14.700).

"Hal ini setara setara 9 atau bahkan 15 kali ukuran ekonomi Indonesia. Suatu dampak yang beigtu dahsyat kurang dari 6 bulan," ungkap dia.

Baca Juga: Jokowi Andalkan Investasi untuk Atasi Perekonomian Global yang Melemah

2. Ancaman kemiskinan dan pengangguran di seluruh dunia meningkat tajam

Sri Mulyani: COVID-19 Telan Rp220 Kuadriliun di DuniaIlustrasi kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menuturkan, ancaman jumlah kemiskinan dan pengangguran di semua negara juga meningkat tajam dalam waktu singkat akibat pandemik COVID-19. Hal itu dipicu oleh banyaknya bisnis yang mengalami kebangkrutan.

"Kebangkurtan dunia usaha di semua sektor mulai transportasi, restoran, hingga manufaktur telah memberikan beban yang snagat berat bagi masyarakat dan mengancam stabilitas sosial, ekonomi dan ancaman bagi stabilitas sistem keuangan suatu negara," jelas dia.

3. Di ambang resesi, pengangguran di Indonesia berpotensi meningkat 5 juta orang

Sri Mulyani: COVID-19 Telan Rp220 Kuadriliun di DuniaIlustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Diberitakan sebelumnya, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Roslan Roeslani, mengatakan tingkat pengangguran di dalam negeri bahkan berpotensi meningkat sangat signifikan akibat pandemik COVID-19. Di sisi lain, ekonomi Indonesia diambang resesi.

"Pertumbuhan ekonomi kuartal III (diproyeksikan) di minus 1,7 persen sampai 0,6 persen akan meningkatkan kemiskinan dan pengangguran. Kalau kita lihat pengangguran (saat ini) 7 juta, ini akan bertambah 5 juta," ujarnya.

Rosan menuturkan tantangan pemerintah dari sisi ekonomi dan kesehatan di masa pandemik ini semakin besar. Soal lapangan pekerjaan misalnya, pandemik saat ini justru membuat banyak rakyat kehilangan pekerjaannya. Ke depannya, dampak tersebut harus segera diatasi pemerintah dengan baik.

"Bahwa pengangguran kita sebelum pandemik kurang lebih 7 juta orang dan setiap tahunnya 2-2,5 juta orang membutuhkan lapangan pekerjaan baru," tutur dia.

Baca Juga: Virus Corona Diprediksi Sebabkan Perekonomian Global Tertekan

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya