Sri Mulyani Ungkap Skenario Terburuk Ekonomi RI akibat Virus Corona
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal mengalami stagnansi. Namun, proyeksi bisa berubah apabila wabah virus corona terjadi secara berkepanjangan.
Dalam bayang-bayang virus corona, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa saja jatuh hingga 0 persen. Potensi itu bisa semakin kuat apabila pemerintah menutup akses keluar-masuk (lockdown).
"Apabila masalahnya menjadi lebih berat, wabah COVID-19 bisa lebih dari 6 bulan, dan juga perdagangan internasional di bawah 30 persen, sampai dengan penerbangan shock 75 persen, maka skenario bisa jadi lebih dalam. Pertumbuhan ekonominya bisa mencapai 2,5 persen bahkan sampai ke 0 persen," ujarnya dalam video conference di Jakarta, Jumat (20/3).
Baca Juga: Kerugian Ekonomi Negara ASEAN dalam Tiga Skenario Imbas Virus Corona
1. Dampaknya bisa ditekan apabila penemuan vaksin bisa lebih cepat
Sri Mulyani menyampaikan, penemuan vaksin yang lebih cepat akan mempengaruhi dampak yang ditimbulkan. Oleh karena itu, saat ini pemerintah hanya mampu melakukan mitigasi dengan memberikan stimulus dan kebijakan-kebijakan yang mendukung stabilitas ekonomi dan sistem keuangan dalam negeri.
"Pak Presiden meminta skenario itu untuk disiapkan, apa artinya bila ekonomi di atas 4 persen, apa artinya kalau tumbuh di bawah 4 persen. Apa itu di atas 3 persen atau di bawah 3 persen. Dan apakah kemudian mendekati yang lebih rendah," tuturnya.
"Kita gak mengharapkan itu terjadi. Makanya langkah-langkah safety net dan sektor usaha supaya tetap berjalan, harus dilakukan. Ini fokus yang kita lakukan bersam Pak Menko (Airlangga) dan OJK," tambahnya.
2. BI prediksi ekonomi Indonesia cuma tumbuh di 4,2 persen - 4,6 persen
Editor’s picks
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020 hanya mencapai 4,2 persen - 4,6 persen di 2020. Angka ini terkoreksi cukup dalam dibanding proyeksi sebelumnya yang bisa tumbuh 5 - 5,4 persen.
"Bank Indonesia mengapresiasi langkah stimulus fiskal pemerintah dalam meminimalkan dampak COVID-19, yang bersamaan dengan rencana penyelenggaraan pemilihan Kepala Daerah serentak diprakirakan dapat menopang prospek pertumbuhan ekonomi. BI merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 dari 5,0-5,4 persen menjadi 4,2-4,6 persen," ujarnya dalam video conference, Kamis (19/3).
3. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I bakal tumbuh melambat
Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2019 bakal tumbuh melambat. Pertumbuhannya diproyeksikan berada di bawah 5 persen.
"Kuartal I sebetulnya sampai minggu kedua atau 10 hari pertama Maret, ekonomi kita itu masih (tumbuh) di 4,9 persen," ujarnya dalam video conference melalui channel resmi Kementerian Keuangan, Rabu (18/3).
Sri Mulyani tak memungkiri jika di kuartal I pertumbuhannya bisa mencapai 4,5 persen. Sebab, masih ada waktu 20 hari untuk mengakhiri kuartal I-2020. Jika dalam waktu tersebut tidak ada perbaikan yang cukup berarti, maka bukan tidak mungkin pertumbuhannya lebih rendah.
"Jadi kuartal I masih ada 20 hari terakhir. Kalau ada mengalami penurunan, kalau ada penurunan antara 4,5 persen sampai 4,9 persen," tuturnya.
Baca Juga: 3 Fokus Jokowi Jaga Stabilitas Ekonomi di Tengah Wabah Virus Corona