Tak Pernah Terpikir Bagi Ritel Beri Kemudahan Berbelanja Lewat WA

Semua karena dampak COVID-19

Jakarta, IDN Times - Wabah virus corona membuat sektor ritel memutar otak untuk tetap bisa bertahan. Salah satunya dengan mengubah model bisnis dalam waktu singkat. 

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Fernando Repi mengatakan, saat ini beberapa toko ritel menyediakan layanan belanja secara online melalui chat di aplikasi WhatsApp. 

"Makin kelihatan (ritel beralih ke online) semenjak COVID-19 ini. Anggota kami yang tadinya bertransformasi ke online mereka langsung belanjanya lewat WA chat. Bisa dibayangkan kalau sistem gak siap, inventori bisa bahaya," ujarnya dalam MarkPlus Industry Roundtable melalui video conference karena, Selasa (28/4). 

 

Baca Juga: Jangan Panic Buying! Aprindo Pastikan Kebutuhan Pokok Aman 

1. Tak pernah terpikirkan bagi toko ritel menyediakan layanan lewat WA

Tak Pernah Terpikir Bagi Ritel Beri Kemudahan Berbelanja Lewat WAIlustrasi. (IDN Times/Hana Adi Perdana)

This article supported by vivo as Official Journalist Smartphone Partner IDN Media

Bagi sektor ritel, menyediakan layanan belanja melalui WA menjadi sesuatu yang out of the box. Pandemik COVID-19 membuat mereka harus melakukan berbagai upaya untuk tetap bisa bertahan dan memenuhi kebutuhan konsumen. 

Memang anggota ritel kita harus mendorong customer experience. Ada beberapa yang telah melakukan, seperti Hypermart, Transmart. "Mereka padahal gak kepikiran sebelumnya," jelas Repi. 

Repi mengatakan layanan belanja lewat WA ini dilakukan karena dianggap lebih cepat dalam memenuhi kebutuhan konsumen. "Karena kalau di trigger lewat aplikasi agak lama. Makanya pengen cepat," tambahnya. 

 

2. Penjualan di sejumlah sektor ritel terdampak cukup signifikan

Tak Pernah Terpikir Bagi Ritel Beri Kemudahan Berbelanja Lewat WAIDN Times/Indiana Malia

Repi mengungkapkan, penjualan toko ritel pakaian, speciality store turun mencapai 80 persen. Penjualan groceries juga anjlok mencapai 45 persen di triwulan I-2020 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. "Ini akibat pusat perbelanjaan banyak tutup. Seperti Matahari, Ramayana," katanya.

Bahkan, dari 45 ribu stock keeping unit (SKU), hanya 20 persen yang memberikan kontribusi penjualan. 

"Produk bahan makanan, minuman, bahan pokok sampai produk kesehatan ini paling banyak dibeli masyarakat," tutur Repi.

3. Kunjungan ke toko turun, penjualan online tak memberi kontribusi signifikan

Tak Pernah Terpikir Bagi Ritel Beri Kemudahan Berbelanja Lewat WAIDN Times/Indiana Malia

Repi menambahkan, kunjungan ke toko mengalami penurunan hingga 50 persen. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ikut mempengaruhi penurunan ini. 

Aprindo mencatat penjualan online yang dilakukan pelaku usaha ritel pada triwulan I-2020, naik 15 persen. Namun kontribusinya terhadap total penjualan hanya sebesar 8 persen.

"Akibat dari ini ritel nasional dan daerah melakukan efisiensi diantaranya pengurangan gaji dan mengurangi karyawan. Ini yang terjadi di kondisi ritel April 2020," tegas dia.

Baca Juga: Aprindo Targetkan Industri Retail Tumbuh 10 Persen Tahun ini

Topik:

  • Hana Adi Perdana
  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya