Terdampak Virus Corona, Hotel dan Restoran Berharap Bebas Pajak

Pengusaha hotel dan restoran ingin optimalkan turis domestik

Jakarta, IDN Times - Sektor pariwisata menjadi salah satu yang terdampak signifikan akibat adanya wabah virus corona (COVID-19) yang terjadi di Wuhan di Tiongkok. Persoalan kian parah saat virus tersebut menyebar ke beberapa negara lain. Akibatnya, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia ikut terpengaruh.

Saat ini, pemerintah tengah mengkaji pemberian insentif lainnya untuk sektor-sektor terdampak virus corona. Paling anyar, adalah diskon tiket pesawat untuk rute-rute yang terdampak. Sektor pariwisata lain seperti hotel dan restoran rencananya juga akan mendapat insentif. Saat ini, Kementerian Keuangan bersama kementerian terkait tengah mengkajinya.

Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani mengatakan, bila nantinya pemerintah memberikan insentif fiskal, dia berharap bisa benar-benar dirasakan oleh para pengusaha di sektor pariwisata.

"Terus terang ya kalau bicara insentif fiskal kita nggak pernah melihat efektivitasnya juga. Ya kenyataannya berkali-kali seperti itu. Karena kenyataan di lapangan insentif itu keluar pada saat nggak dibutuhkan lagi," ujarnya kepada IDN Times, Jumat (21/2).

1. Pengusaha harap pemerintah kaji membebaskan beban pajak untuk hotel dan restoran dalam waktu tertentu

Terdampak Virus Corona, Hotel dan Restoran Berharap Bebas PajakIDN Times/Arief Rahmat

Perihal insentif, Hariyadi berharap pemerintah mau membebaskan beban pengenaan pajak untuk hotel dan restoran dalam jangka waktu tertentu. Menurut dia, insentif itu bakal bisa dirasakan manfaatnya untuk para pengusaha hotel dan restoran.

"Karena kalau (pajak) itu dibebankan itu kan juga menambah (biaya), gini kalau gak mengenakan (pajak ke hotel dan restoran) kita juga gak mengenakan ke tamu juga kan. Jadi harganya jadi lebih bagus, misalnya seperti itu," tutur dia.

Selain itu, sektor penerbangan juga perlu mendapat insentif tambahan, salah satunya terkait diskon tarif pelayanan yang dikenakan oleh Angkasa Pura I maupun II kepada para maskapai.

"Misalnya si Angkasa Pura memberikan diskon terhadap semua pelayanan untuk handling pesawat maupun yang terkait dengan kegiatan ground handling-nya. Itu akan cukup membantu, jadi si airlines beban tidak terlalu berat," tambahnya.

Baca Juga: Genjot Pariwisata, Presiden Jokowi akan Berikan Diskon 30 Persen 

2. Virus corona bikin kunjungan turis Tiongkok ke Indonesia ikut terdampak

Terdampak Virus Corona, Hotel dan Restoran Berharap Bebas PajakIDN Times/Ayu Afria

Pemerintah telah melakukan pelarangan penerbangan dari dan menuju ke Tiongkok. Keputusan itu diambil guna mencegah penyebaran virus berbahaya tersebut masuk ke dalam negeri. Terbatasnya akses masuk turis Tiongkok membuat sektor pariwisata Indonesia ikut terdampak. Apalagi, jika larangan dari pemerintah berlangsung lama.

Berdasarkan data BPS, jumlah kunjungan wisman dari Tiongkok sepanjang Januari-Desember 2019 2,07 juta orang. Angka itu termasuk tiga besar tertinggi di sepanjang 2019. Di posisi kedua ada turis asal Singapura dengan jumlah kunjungan 1,9 juta orang. Sementara paling banyak turis asal Malaysia sebanyak 2,98 juta orang.

3. Tak hanya turis, kinerja perdagangan Indonesia terganggu

Terdampak Virus Corona, Hotel dan Restoran Berharap Bebas Pajakilustrasi Terminal peti kemas (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Tidak hanya sektor pariwisata, sektor perdagangan Indonesia juga akan terdampak. Apalagi Tiongkok merupakan salah satu mitra dagang Indonesia. Adapun nilai ekspor pada Desember 2019 tercatat sebesar US$14,47 miliar atau meningkat 3,77 persen dibanding ekspor November 2019. Secara year on year atau dibanding Desember 2018 juga naik 1,28 persen.

Kenaikan ekspor dipicu oleh meningkatnya ekspor non migas dari sebelumnya US$12,9 miliar menjadi US$13,3 miliar atau naik 3,10 persen. Sementara itu ekspor migas juga naik dari sebelumnya US$1,03 miliar menjadi US$1,16 miliar atau tumbuh 12,09 persen.

Sementara itu, impor Indonesia mencatatkan hasil positif. Meski masih tinggi, namun terjadi penurunan sebesar 5,47 persen. Nilai impor Desember 2019 tercatat sebesar US$14,50 miliar.

Baca artikel menarik lainnya di IDN App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Baca Juga: Terdampak Virus Corona, Sektor Pariwisata Bakal Diberi Insentif

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya