Valuasi dan ESG Jadi Tantangan Global Startup di Masa Depan

Indonesia punya banyak startup

Jakarta, IDN Times - Pakar Crowe Global, Gary McLoughlin mengungkapkan, valuasi dari perusahaan rintisan atau startup di tengah musim dingin perusahaan teknologi yang berkepanjangan, bakal jadi tantangan global di masa depan.

Gary menyebut valuasi startup semakin penting terutama pada era ‘tech winter’ saat ini, yang diwarnai dengan berakhirnya fase ‘easy money’.

"Serta adanya fenomena koreksi pasar yang signifikan terkait nilai dari startup," kata Gary dikutip dari keterangan resminya, Jumat (14/7/2023).

1. ESG juga jadi tantangan global ke depan

Valuasi dan ESG Jadi Tantangan Global Startup di Masa DepanIlustrasi prinsip ESG atau environmental, social, and governance (istock)

Sementara itu, pakar ESG dari Crowe Global, Luis Piacenza menyebutkan praktik pelaporan ESG (Environment, Social, and Governance) merupakan isu penting ekonomi global di masa depan.

Berpengalaman dengan klien besar di sektor keuangan (utamanya Private Equity), energi dan infrastruktur (dalam hal teknologi informasi dan mobilitas), Luis Piacenza memaparkan aspek due diligence ESG dan keberlanjutan korporasi sebagai komponen integral dari praktik bisnis dalam konteks global.

"ESG ditekankan sebagai isu yang krusial bagi pertumbuhan bisnis dan dalam menjaga harmoni bagi masyarakat serta memastikan keberlanjutan lingkungan," papar dia.

Baca Juga: Fakta-Fakta Komitmen PT Vale Terapkan ESG Tambang Nikel

2. Mantan bos OJK siap bantu beri solusi hadapi tantangan global

Valuasi dan ESG Jadi Tantangan Global Startup di Masa DepanKetua Dewan Komisioner OJK periode 2017 – 2022, Wimboh Santoso. (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Ketua Dewan Komisioner OJK periode 2017 – 2022 sekaligus Chairman & CEO of Global Risk Advisory and Consulting Crowe Indonesia, Wimboh Santoso menegaskan komitmen pihaknya untuk selalu proaktif dalam merespons tantangan global di masa depan melalui kolaborasi dengan Crowe Global dan anggota Crowe Global di seluruh dunia.

"Crowe Indonesia bertujuan untuk terus berkontribusi pada menemukan solusi atas tantangan global di masa depan, seperti keberlanjutan bisnis, ketahanan dan stabilitas ekonomi, serta kehidupan harmonis sebagai bagian dari komunitas global," ucap Wimboh.

Pada 11-13 Juli 2023, Crowe Indonesia, sebagai anggota Crowe Global, menyelenggarakan Global Corporate Advisory Summit di Jakarta.

Summit ini diikuti oleh kurang lebih 30 delegasi dari 15 negara, yang berasal dari Tiongkok, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Nepal, Vietnam, Malaysia, Singapura, Indonesia, Australia, Selandia Baru, India, Mauritius, dan Spanyol.

Crowe Indonesia di minggu ini juga menyambut delegasi dari Crowe United Emirat Arab (UEA), yang bertujuan memperkuat kolaborasi lintas negara antara Crowe Indonesia dan Crowe UEA. Kunjungan Crowe UAE merupakan respons terhadap hubungan harmonis antara Indonesia dan UEA, yang semakin baik setelah berhasilnya implementasi G20 pada tahun 2022.

Baca Juga: 5 Plus Minus Bekerja di Perusahaan Startup, Berani Coba?

3. Indonesia punya 2.400 startup

Valuasi dan ESG Jadi Tantangan Global Startup di Masa DepanIlustrasi Startup (IDN Times/Aditya Pratama)

Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengatakan perusahaan rintisan atau startup di Indonesia saat ini mencapai 2.400 entitas. Itu menjadikan Indonesia di peringkat ke-6 negara dengan jumlah startup terbanyak.

"Kita berada dalam peringkat ke-6 negara dengan jumlah startup terbesar di dunia. Kita punya lebih dari 2.400 startup," kata Jokowi, Senin (8/5/2023).

Jokowi memaparkan, ekonomi dan keuangan digital di Indonesia bisa dioptimalkan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru. Sebab, pangsa pasarnya sangat besar, mencapai 40 persen dari total transaksi ekonomi digital ASEAN.

"Dan Indonesia bisa terus berperan sebagai pemain utama di ASEAN, potensi untuk tumbuh semakin maju juga sangat besar," ujarnya.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya