Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Harga Emas Antam Anjlok Rp19 Ribu, Cek Termurah hingga Termahal

Etalase yang memajang imitasi emas antam di Toko Butik Emas Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)
Etalase yang memajang imitasi emas antam di Toko Butik Emas Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)
Intinya sih...
  • Harga emas Antam hari ini: 0,5 gram - 1.007 juta, 1 gram - 1.915 juta, 2 gram - 3.770 juta, dst.
  • Emas bisa menjadi alternatif diversifikasi investasi karena nilainya cenderung bertolak belakang dengan aset lain.

Jakarta, IDN Times - Harga emas logam mulia (LM) PT Aneka Tambang Tbk atau Antam hari ini, Sabtu (26/7/2025) naik anjlok Rp19 ribu menjadi Rp1,915 juta per gram.

Berdasarkan situs logammulia.com, harga buyback juga mengalami penurunan dengan nominal yang sama menjadi Rp1,761 juta per gram. Harga buyback adalah harga yang ditetapkan Antam saat membeli emas logam mulia dari konsumen yang menjual ke Butik Antam.

1. Harga emas Antam dalam pecahan lain

Emas Antam Logam Mulia dari Butik Emas Logam Mulia (BELM) Balikpapan (IDN Times/Riani Rahayu)
Emas Antam Logam Mulia dari Butik Emas Logam Mulia (BELM) Balikpapan (IDN Times/Riani Rahayu)

Berikut ini harga emas batangan Antam per hari ini dalam pecahan lain:

  • Harga emas 0,5 gram: Rp1,007 juta.

  • Harga emas 1 gram: Rp1,915 juta.

  • Harga emas 2 gram: Rp3,770 juta.

  • Harga emas 3 gram: Rp5,630 juta.

  • Harga emas 5 gram: Rp9,35 juta.

  • Harga emas 10 gram: Rp18,645 juta.

  • Harga emas 25 gram: Rp46,487 juta.

  • Harga emas 50 gram: Rp92,895 juta.

  • Harga emas 100 gram: Rp185,712 juta.

  • Harga emas 250 gram: Rp464,015 juta

  • Harga emas 500 gram: Rp927,82 juta

  • Harga emas 1.000 gram: Rp1.855.600.000.

Harga jual emas tersebut belum termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.

2. Emas jadi alternatif diversifikasi investasi

Ilustrasi emas Antam. (IDN Times/Mhd Saifullah)
Ilustrasi emas Antam. (IDN Times/Mhd Saifullah)

Emas bisa menjadi instrumen yang sangat berguna untuk mendiversifikasi portofolio investasi. Selain karena merupakan logam mulia yang banyak diminati, nilai emas juga cenderung bertolak belakang dengan aset investasi lain seperti ekuitas atau properti.

Dengan demikian, pada saat harga saham atau properti turun, nilai emas kemungkinan besar akan naik, sehingga investor yang telah mendiversifikasi investasinya ke emas bisa bernapas lega, karena tidak semua aset yang dimiliki melemah nilainya.

Menurut MoneyWeek, emas juga bisa disebut sebagai asuransi untuk portofolio seorang investor, sehingga setiap investor setidaknya harus mengalokasikan sekitar 5 hingga 15 persen dari portofolio mereka untuk investasi terkait emas.

3. Emas fisik merupakan instrumen investasi berisiko rendah

Emas antam logam mulia PT Antam Tbk (dok. Istimewa)
Emas antam logam mulia PT Antam Tbk (dok. Istimewa)

Setiap instrumen investasi memiliki tingkat risiko berbeda. Ada yang rendah, moderat atau menengah, hingga berisiko tinggi.

Menurut perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho, salah satu instrumen investasi berisiko rendah adalah logam mulia atau emas fisik. Namun, emas juga memiliki risiko tinggi hilang atau dicuri, terutama ketika dibawa bepergian.

"Risiko rendah karena pertumbuhan nilai sudah lebih tinggi dibanding bunga bank, tapi juga fluktuatif, cukup likuid. Kenapa bisa juga dikategorikan risiko tinggi, karena mudah atau rawan hilang, dicuri. Di satu sisi dia sangat praktis, mudah dibawa-bawa, tapi itu bisa dicuri," ucap Andy kepada IDN Times.

Selain itu, Andy mengingatkan agar masyarakat memahami instrumen-instrumen investasi yang rendah risiko, tentunya juga akan memberikan imbal hasil yang lebih kecil. Sebaliknya, jika kamu mencari instrumen investasi yang imbal hasil lebih besar, maka risikonya juga tinggi atau peluang menghadapi kerugian lebih besar, high risk high return.

"Dengan adanya risiko rendah berarti return juga kecil. Jadi jangan sampai orang berasumsi risiko rendah tapi return tinggi," kata Andy.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us