Hartadinata Abadi Bagikan Dividen Mulai 30 Juni, Segini Besarannya

31 Mei 2023, 16:16 WIB

ilustrasi dividen (IDN Times/Esti Suryani)

Jakarta, IDN Times - Emiten perhiasan emas, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) bersiap membagikan dividen sebesar 20 persen yang diambil dari laba bersih mereka pada tahun buku 2022.

Dalam paparan publik yang digelar Rabu (31/5/2023), Direktur Keuangan dan Direktur Independen HRTA, Ong Deny mengatakan bahwa pihaknya konsisten membagikan dividen dengan payout ratio di atas 20 persen tiap tahunnya.

"Tahun ini sesuai dengan hasil RUPST yang telah diselenggarakan pagi tadi, HRTA akan membagikan dividen sebesar Rp12 per saham yang akan dilaksanakan pada 30 Juni 2023," ucap Ong Deny.

1. Laba bersih HRTA selama 2022

ilustrasi laba bersih (IDN Times/Aditya Pratama)

Pada 2022 lalu, HRTA berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp253,32 miliar. Capaian itu naik 30,7 persen dibandingkan 2021 yang cuma Rp193,98 miliar.

Laba bersih itu disebabkan kenaikan pendapatan yang juga dialami oleh HRTA selama 2022. Pendapatan HRTA tumbuh sebesar 32,08 persen year on year (yoy) menjadi Rp6,92 triliun dibandingkan 2021 yang hanya Rp5,24 triliun.

2. Tren pembelian besar dari institusi selama 2022

Peluncuran EmasKITA dengan teknologi BullionProtect. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Satu hal yang membuat bisnis HRTA cukup apik selama 2022 adalah adanya tren pembelian terbesar dari institusi dari bank sentral di seluruh dunia.

Pembelian tersebut tercatat menembus level tertinggi dalam 70 tahun terakhir secara kumulatif, yakni hingga lebih dari 1.136 ton.

"Jadi, outlook secara keseluruhan tidak hanya di-support dari sentimen, tapi juga ada real flow dari pembelian fisik yang dilakukan bank sentral hampir seluruh dunia. Analis juga memperkirakan harga emas dunia tahun ini diperkirakan bisa mencapai 2.200 dolar AS sampai 2.400 dolar AS per troy ons," kata Direktur Investor Relations HRTA, Thendra Crisnanda.

3. Penopang bisnis HRTA tahun ini

Ilustrasi Emas. (IDN Times/Aditya Pratama)

Thendra pun mengungkapkan, bisnis HRTA tahun ini bakal ditopang oleh katalis makro berkaitan dengan perkembangan isu-isu global yang ada.

Menurut dia, bisnis emas secara sentimen dan harga sangat diuntungkan adanya perkembangan isu-isu di dunia saat ini.

"Karena berbagai isu global seperti krisis geopoliti, stagflasi, krisis perbankan, dan lainnya ada agenda untuk menggunakan kembali emas sebagai underlying mata uang. Ini akan mendorong harga emas ke depan jadi lebih solid," ucap Thendra.