4 Plus Minus Turunnya Harga Minyak Dunia Bagi Ekonomi Indonesia 

Salah satunya adalah tekanan untuk rupiah

Jakarta, IDN Times - Harga minyak mentah dunia merosot drastis, bahkan terburuk sejak Perang Teluk 1991 lalu, akibat perang harga antara Arab Saudi dan Rusia. Dua negara berseberangan soal pemangkasan produksi minyak mentah dunia. Akibatnya harga turun nyaris 25 persen.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei merosot 10,91 dolar AS atau 24,1 persen, menjadi menetap di 34,36 dolar AS per barel. Kontrak turun sebanyak 31 persen pada awal sesi menjadi 31,02 dolar AS, tingkat terendah sejak 12 Februari 2016.

Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April jatuh 10,15 dolar AS atau 24,6 persen, menjadi ditutup di 31,13 dolar AS per barel. WTI sebelumnya anjlok 33 persen menjadi 27,34, juga yang terendah sejak 12 Februari 2016.

Turunnya harga minyak ini juga berimbas pada perekonomian Indonesia. Menurut ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira, salah satu dampak terbesar bagi perekonomian Indonesia adalah resesi atau penurunan ekonomi.

"Sebelumnya virus corona sudah menurunkan kinerja neraca dagang, ditambah perang harga minyak bisa memicu resesi ekonomi," kata Bhima saat dihubungi IDN Times, Selasa (10/3).

1. Seberapa jauh penurunan ekonomi Indonesia?

4 Plus Minus Turunnya Harga Minyak Dunia Bagi Ekonomi Indonesia IDN Times/Auriga Agustina

Dengan turunnya harga minyak dunia, ini akan berdampak menurunnya harga komoditas seperti sawit dan batubara. "Harga minyak mentah sering jadi acuan harga komoditas ekspor unggulan. Ini sangat berbahaya ke kinerja ekspor tahun 2020," ujar Bhima.

Ia pun memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa ditutup dengan angka 4,5 persen. "Asumsi pertumbuhan pada semester I ini di range 4,5-4,8 persen. Tapi tak menutup kemungkinan full year dibawah 4,5 persen," kata Bhima.

2. Dampak pada penerimaan negara bukan pajak

4 Plus Minus Turunnya Harga Minyak Dunia Bagi Ekonomi Indonesia Ilustrasi Penerimaan Pajak. IDN Times/Arief Rahmat

Alasan lain yang membuat ekonomi Indonesia pada tahun ini diperkirakan akan menurun adalah berkurangnya penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dan Pajak Penghasilan (PPh) minyak dan gas (migas).

"Akan menurun seiring harga minyak saat ini di bawah asumsi APBN," ujarnya.

3. Turunnya harga minyak memicu tekanan pada rupiah

4 Plus Minus Turunnya Harga Minyak Dunia Bagi Ekonomi Indonesia IDN Times/Ita Malau

Tidak hanya pada sektor minyak secara langsung. Bhima menyebut turunnya harga minyak dunia ini membuat kepanikan yang melanda pasar keuangan.

"IHSG turun 6,9 persen dalam sepekan memicu investor asing melakukan aksi jual saham sebesar Rp1 triliun," ujarnya.

Dana asing yang ke luar membuat rupiah makin tertekan sehingga rupiah diperkirakan melemah ke Rp14.500-15.000 dalam jangka waktu pendek.

4. Penurunan harga minyak dunia ada dampak positifnya juga

4 Plus Minus Turunnya Harga Minyak Dunia Bagi Ekonomi Indonesia (Ilustrasi SPBU Pertamina) IDN Times / Larasati Rey

Dengan turunnya harga minyak dunia ini, dampak positifnya adalah menurunnya harga bahan bakar minyak di dalam negeri. Masyarakat bisa diuntungkan. "Bagi masyarakat dengan harga minyak yang murah, otomatis BBM nonsubsidi seperti Pertamax, Pertama Dex akan diturunkan harganya," kata Bhima.

Namun Bhima meragukan daya beli masyarakat untuk BBM yang turun itu bisa mendongkrak perekonomian Indonesia.

"Belum tentu, karena aktivitas ekonomi sedang melambat, bisnis travel dan logistik sedang slowdown karena dampak corona. Sehingga harga BBM nonsubsidi yang menurun bisa jadi tidak berkorelasi dengan naiknya konsumsi rumah tangga," katanya.

Baca Juga: Fakta-fakta yang Bikin Harga Minyak Dunia Anjlok 25 Persen

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya