5 Kunci Pemulihan Ekonomi Nasional Menurut Bos Bank Indonesia 

Mau kan kalau ekonomi kita pulih lagi

Jakarta, IDN Times - Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyebut ada 5 kunci untuk mengatasi pandemik COVID-19 dan dampaknya ke dunia usaha. Menurutnya, semua pihak, mulai dari pemerintah, Bank Indonesia, OJK, sektor perbankan, dunia usaha harus bersatu.

"Juga masyarakat. Semua harus bersatu padu," ujarnya dalam webinar KAFEGAMA Series #3, Jumat (17/7/2020).

Ada 5 kunci pemulihan ekonomi nasional saat pandemik dan dampaknya ke dunia usaha.

1. Wajib patuh protokol kesehatan

5 Kunci Pemulihan Ekonomi Nasional Menurut Bos Bank Indonesia Ilustrasi antre penumpang di stasiun (Dok. Humas Pemprov DKI Jakarta)

Baca Juga: Tok! DPR Bentuk Tim Pengawas Pemulihan Ekonomi dan Penegakan Hukum

Pertama, Perry menekankan pentingnya kepatuhan protokol kesehatan di masa new normal atau normal baru ini. Pentingnya tetap memakai masker, menjaga jarak dan lainnya wajib dilakukan agar tidak memunculkan gelombang kedua virus corona.

"Mari bantu satgas daerah dan lain-lain dari masyarakat, patuhi protokol COVID-19 agar bisa kembali aktivitas tanpa timbulkan second wave," ucapnya.

2. Penyerapan anggaran

5 Kunci Pemulihan Ekonomi Nasional Menurut Bos Bank Indonesia Ilustrasi anggaran (IDN Times/Arief Rahmat)

Penyerapan anggaran menjadi penting karena dibutuhkan untuk menguatkan perekonomian nasional khususnya untuk memulihkan UMKM dan korporasi.

"BI siap dan berkomitmen. Kita sudah mencapai kesepakatan dengan pemerintah untuk membiayai sebagian dari dana COVID-19 Rp397 triliun untuk kesehatan, untuk jaminan sosial, untuk pelayanan umum. Itu gotong royong sinergi. Bu Menteri (Keuangan) sama saya mengupayakan agar realisasi anggaran bisa lebih cepat," katanya.

Untuk kamu ketahui, dalam Perpes 72/2020 defisit anggaran di tahun ini akan melebar menjadi 6,37 persen atau setara Rp1.039,2 triliun dengan beban dampak COVID-19 mencapai Rp903,46 triliun.

Selain menanggung beban utang yang berkaitan dengan public goods, BI juga ikut menanggung beban utang untuk belanja non public goods khusus UMKM dan korporasi non UMKM yang sebesar Rp177,03 triliun.

3. Membuka 9 sektor produktif

5 Kunci Pemulihan Ekonomi Nasional Menurut Bos Bank Indonesia Ilustrasi pariwisata. IDN Times / Shemi

Pembukaan 9 sektor produktif menjadi kunci ketiga pemulihan ekonomi nasional. Kesembilan sektor tersebut yakni, pertambangan, perminyakan, industri, konstruksi, perkebunan, pertanian dan peternakan, perikanan, logistik, dan transportasi.

Menyoroti sektor pariwisata, Perry menyebut minat masyarakat untuk berwisata kini sudah mencapai sekitar 70 persen setelah sebelumnya sempat jatuh di bawah 50 persen pada Mei.

"Masalahnya masyarakat masih takut, aman gak dari COVID? Wisatawan dalam grup lebih kecil, bukan massal, di hotel harus ada protokol. Kalau mau ke Kuta, Sanur harus ada protokolnya," kata Perry.

4. Restrukturisasi kredit

5 Kunci Pemulihan Ekonomi Nasional Menurut Bos Bank Indonesia Ilustrasi credit (IDN Times/Arief Rahmat)

Keempat, restrukturisasi kredit oleh bank yang ada di Indonesia untuk pelaku usaha, khsususnya UMKM.

"Saya tahu masalahnya bukan dana, yang diperlukan adalah penjaminan dari risiko kredit. Pemerintah akan memberikan jaminan dan subsidi bunga dalam APBN," katanya.

Ia memuji PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang terdepan dalam melakukan restrukturisasi kredit. Untuk diketahui, BRI telah melakukan restrukturisasi kepada 2,6 juta debitur yang terdampak COVID-19 sejak 16 Maret-31 Mei dengan total baki debet restrukturisasi sebesar Rp160,5 triliun.

Direktur Utama Bank BRI Sunarso mengatakan, mayoritas restrukturisasi tersebut dilakukan kepada nasabah di segmen mikro yang terdiri dari 1,2 juta nasabah dengan nilai restrukturisasi mencapai Rp60,61 triliun.

5. Digitalisasi UMKM dan pariwisata

5 Kunci Pemulihan Ekonomi Nasional Menurut Bos Bank Indonesia Ilustrasi UMKM Kerupuk ikan lele (IDN Times/Yurika Febrianti)

Terakhir, Perry menekankan pentingnya digitalisasi untuk UMKM. Dengan menggenjot digitalisasi pada UMKM ini, masyarakat diharapkan semakin mengenal produk UMKM yang dinilainya tidak kalah bersaing dengan merek ternama luar negeri.

"Misal kalung dari Bali, aksesori dari Jogja. Tas dari Lok Sumawe, gak kalah dari Hermes. Lebih murah, lebih kece, lebih indah, dan bangga produk Indonesia. BI banyak membina UMKM termasuk baju batik yang saya pakai. Dan digitalisasi sudah kita lakukan QR standar. Ini era baru. Di pariwisata juga akan kita digitalkan," katanya memaparkan.

Baca Juga: Jurus Sri Mulyani Lakukan Pemulihan Ekonomi di Kuartal III

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya