Ada Virus Corona, Pengusaha Lakukan Efisiensi Usaha

Tapi bukan dari segi pengurangan karyawan

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Rosan Roeslani menyebut kini banyak pengusaha melakukan efisiensi usaha. Hal ini terjadi karena demand atau permintaan barang menurun akibat dampak virus corona.

"Jadi turun ya buat para pengusaha yang terdampak langsung, kita melakukan efisiensi dari banyak hal," kata Rosan di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Kamis (12/3).

1. Bukan pengurangan karyawan

Ada Virus Corona, Pengusaha Lakukan Efisiensi UsahaIDN Times/Lia Hutasoit

Rosan mengatakan efisiensi dilakukan dari segi usaha, namun bukan tenaga kerja. "Bukan pengurangan tenaga kerja ya," ujarnya.

Rosan menambahkan ia berharap pasokan rantai bahan baku tidak terputus untuk keberlangsungan usaha di Indonesia. Pasalnya di Wuhan, Tiongkok sudah kembali memproduksi.

"Kalau istilahnya udara langit Wuhan sudah kotor lagi karena pabrik sudah mulai jalan lagi," ujarnya.

Baca Juga: Ini Lho 6 Efek Buruk Virus Corona Terhadap Sosial dan Ekonomi Negara

2. Saran pengusaha untuk pemerintah

Ada Virus Corona, Pengusaha Lakukan Efisiensi Usaha(Ketua Satgas Omnibus Law Roeslan Rosan) IDN Times / Auriga Agustina

Rosan mengatakan pihaknya sudah menyampaikan kepada pemerintah bahwa diperlukan kebijakan-kebijakan dalam bentuk fiskal, moneter dan kebijakan relaksasi lainnya. Hal ini diperlukan dalam rangka menjaga daya beli masyarakat.

"Minggu kemarin sudah menyampaikan langsung kepada presiden bahwa diperlukan memang kebijakan-kebijakan relaksasi," katanya.

Adapun berdasarkan catatan Kadin beberapa industri yang mulai terdampak diantaranya yakni industri elektronik, farmasi dan tekstil. Industri-industri tersebut sangat menggantungkan bahan bakunya dari Tiongkok.

3. Tidak bisa bergantung dari Tiongkok

Ada Virus Corona, Pengusaha Lakukan Efisiensi UsahaDubes Tiongkok untuk RI, Xiao Qian (IDN Times/Santi Dewi)

Kadin juga terus mencari cara untuk mencari bahan baku ke pasar negara lain untuk menghindari ketergantungan pada Tiongkok. Namun hal itu tidak mudah karena harga bahan baku dari negara lain lebih mahal.

"Karena perdagangan Tiongkok ke dunia itu 13 persen. Kalau kita lihat antispasi-antisipasi ini (mencari bahan baku dari pasar negara lain) harus kita lakukan," katanya.

Baca artikel menarik lainnya di IDN App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Baca Juga: Masyarakat Panik, Pertumbuhan Ekonomi Bisa Melorot hingga 4,5 Persen

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya