DPR Heran Waskita Karya Bisa Rugi Rp7,3 Triliun

Menurut Baidowi Waskita Karya seharusnya untung 

Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi VI DPR RI, Achmad Baidowi mempertanyakan kerugian PT Waskita Karya sebesar Rp7,3 triliun. Menurut Baidowi, perseroan harusnya untung.

"Alih-alih menghasilkan profit dan membagikan dividen untuk pemegang saham, PT Waskita Karya malah menghasilkan kerugian," kata Baidowi dalam keterangan tertulis, Rabu (28/4/2021).

Berdasarkan Laporan Keuangan PT Waskita Karya periode 2015-2020, laba bersih PT Waskita tahun 2017 naik signifikan dari Rp1,8 triliun menjadi Rp4,2 triliun atau tumbuh 133,3 persen.

Pengembangan bisnis yang paling signifikan memengaruhi laba tahun 2017 berasal dari kontrak investasi jalan tol yang dilakukan melalui anak usaha (69 persen), lalu kontrak dari BUMN dan BUMD (16 persen), pemerintah (10 persen), dan swasta (5 persen).

Baca Juga: Gaji Tak Dinaikkan, Waskita Karya Juga Sunat Tunjangan Pegawainya

1. Banyak proyek runtuh dan sentimen negatif yang buat Waskita Karya merugi

DPR Heran Waskita Karya Bisa Rugi Rp7,3 TriliunWakil Sekjen DPP PPP, Achmad Baidowi ditemui di kawasan Jakarta Pusat pada Sabtu (23/11) dalam diskusi bertajuk "Efek Milenial Di Lingkaran Istana" (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Di saat yang bersamaan, lanjut Baidowi, PT Waskita Karya pada saat itu mengalami sentimen negatif karena runtuhnya tiang tol proyek tol Becakayu.

"Di sini mulai terlihat profitabilitas tidak berkorelasi dengan kualitas dan keamanan proyek konstruksi," katanya.

Biaya operasional antara 2016-2017 tumbuh 80,3 persen tidak berbanding dengan kenaikan laba bersih 133,3 persen.

Baca Juga: Waskita Toll Road Divestasi 30 Persen Saham di Bagian Tol Trans Sumatra

2. Anak usaha Waskita banyak yang merugi

DPR Heran Waskita Karya Bisa Rugi Rp7,3 TriliunPT Waskita Karya (Persero) (Dok. IDN Times)

Baidowi juga mengatakan hampir sebagian besar anak usaha Waskita yang bergerak di bidang tol mengalami kerugian di 2017. Misalnya, PT Waskita Transjawa Toll Road rugi Rp412 miliar, PT Cimanggis Cibitung rugi Rp23,9 miliar, PT Trans Jabar tol rugi Rp1,1 miliar, PT Pejagan Pemalang Tol Road rugi Rp151 miliar. Anak usaha jalan tol yang untung PT Pemalang Batang Tol Road Rp928 juta bahkan tidak sampai Rp1 miliar.

Hal itu itu diperparah dengan kerugian dari anak usaha PT Waskita Toll Road tahun 2017 naik dari Rp85,2 miliar menjadi Rp352 miliar di saat perusahaan induk mencetak laba yang tinggi. Namun Baidowi mempertanyakan kerugian PT Waskita Toll Road tersebut.

"PT Waskita Toll Road adalah entitas anak usaha dengan kepemilikan langsung terbesar PT Waskita Karya. Ini artinya tidak ada korelasi antara kontrak investasi jalan tol yang disebut sebagai sumber pendapatan perusahaan sementara anak usaha tol-nya mengalami kerugian yang naik pada periode sama," paparnya.

3. DPR kritik kebijakan utang Waskita Karya

DPR Heran Waskita Karya Bisa Rugi Rp7,3 TriliunWakil Sekjen DPP PPP, Achmad Baidowi ditemui di kawasan Jakarta Pusat pada Sabtu (23/11) dalam diskusi bertajuk "Efek Milenial Di Lingkaran Istana" (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Sekretaris Fraksi PPP DPR RI ini juga mempertanyakan sejumlah kebijakan yang diambil Waskita Karya terkait utang. Pada 2017, terjadi pelunasan utang obligasi tahun 2017 senilai Rp1,17 triliun, padahal sebelumnya di 2016 tidak ada pelunasan utang dari obligasi. Sementara penerbitan obligasi tahun 2017 nilainya Rp4,6 triliun atau naik hampir dua kali lipat dibanding 2016 yakni Rp2,9 triliun. Meskipun sebagian untuk membayar utang obligasi di tahun yang sama, masih ada selisih Rp3,43 triliun. Jumlah penerbitan utang yang besar dalam satu periode laporan keuangan.

Sementara itu, kas dan setara kas terhadap total utang jangka pendek pun menyusut, indikasi manajemen utang yang mulai tidak sejalan dengan ketersediaan cashflow perusahaan. Mulai berusaha di naikkan pada 2018-2019 tapi risikonya menjadi masalah pada 2020 di mana rasio kas dan setara kas terhadap utang jangka pendek langsung turun ke 2,51 persen.

"Kenaikan profitabilitas diasosiasikan dengan revaluasi aset tidak tepat. Pada 2017 surplus revaluasi aset tetap hanya Rp2,3 miliar. Angka ini memang naik dari sebelumnya defisit Rp4,5 miliar. Tetapi surplus dianggap tidak berkontribusi signifikan ke laba perusahaan," paparnya.

4. Masalah pengelolaan arus kas jangka pendek

DPR Heran Waskita Karya Bisa Rugi Rp7,3 TriliunIlustrasi Investasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Baidowi menyampaikan, masalah utama yang dihadapi sehingga membuat BUMN karya ini merugi bukan hanya total utang yang naik, karena sudah terjadi sejak 2015 dengan rasio utang terhadap modal saat itu 212,3 persen.

"Masalahnya ada pada pengelolaan arus kas atau likuiditas jangka pendek. Ini perlu diklarifikasi oleh Waskita, apakah profit yang dihasilkan hanya di atas kertas bukan penerimaan dalam bentuk cash ke perusahaan? Atau apakah ada dugaan skandal di balik kerugian Waskita itu?," kritiknya.

Selain rugi besar, dalam laporan keuangan perusahaan tahun 2020, Waskita juga terlilit utang Rp89,011 triliun dan beban bunganya Rp4,7 triliun.

Langkah Waskita yang menargetkan penerimaan pendanaan sebesar Rp15,3 triliun dari pinjaman perbankan maupun penerbitan obligasi atau sukuk juga mendapat kritik. Menurutnya pinjaman ini perlu dipertimbangkan lagi, agar perseroan tidak gagal bayar utang dan memastikan kerugian sebelumnya tidak terulang lagi.

"Langkah lainnya yang perlu dilakukan Waskita adalah membuat skema ulang bisnisnya. Selain proyek jangka panjang, Waskita juga perlu membuat portofolio proyek dalam jangka menengah dan pendek. Ini penting dilakukan agar saat menghadapi situasi seperti pandemi Covid-19 yang membuat ekonomi kita shock, Waskita tidak mengalami kerugian," ujar Baidowi.

Baca Juga: Berkapasitas 12 Ribu Jamaah, Waskita Garap Masjid Raya Sheikh Zayed

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya