Mendag Sebut Aset Kripto Tumbuh 5 Kali Lipat Jadi Rp370 Triliun
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengungkapkan cepatnya pertumbuhan transaksi aset kripto di Indonesia. Sampai Mei 2021, aset kripto tumbuh lima kali lipat menjadi Rp370 triliun. Padahal pada 2020 transaksi aset kripto hanya Rp65 triliun.
"Ini dinamika yang mau tidak mau Kementerian Perdagangan melihat bagian ini sebagai suatu opportunity," kata Lutfi dalam diskusi bertema "Mengelola Demam Aset Kripto - Perlindungan Investor di Perdagangan Aset Kripto" oleh Harian Kompas, Kamis (17/6/2021).
Baca Juga: Bos BI Anggap Kripto cuma Aset karena Tidak Bisa Dipakai Bayar
1. Peningkatan jumlah pemain aset kripto hingga 50 persen
Tidak hanya soal transaksi, Mendag juga mengatakan terjadi peningkatan pemain aset kripto sejak tahun lalu hingga Mei 2021 sebesar 50 persen.
"Jumlah pemain (aset kripto) di 2020 itu 4 juta orang, pada hitungan bulan sampai Mei 2021 pemain aset kripto tumbuh lebih dr 50 persen menjadi 6,5 juta orang," ujarnya.
2. Potensi ekonomi digital bisa tembus Rp4.531 triliun di 2030
Editor’s picks
Lutfi menerangkan bahwa menurut perhitungan Kementerian Perdagangan, perdagangan ekonomi digital bisa mencapai Rp4.531 triliun atau tumbuh sekitar 8 kali lipat pada 2030 dari transaksi pada 2020 sebesar Rp632 triliun.
"Oleh karena itu hilirisasi dari digital ini menjadi sangat penting dan mesti kita atur karena kalau tidak kita akan diuber, dikejar-kejar oleh sesuatu yang sebenarnya menjadi kenyataan di dunia digital ekonomi," kata Lutfi.
Lutfi mengatakan aset kripto akan semakin berkembang dan menjadi sangat penting seiring dengan adanya 5G, internet of things, cloud computing, dan AI.
3. E-commerce akan menguasai 34 persen pasar digital 10 tahun lagi
Selain aset kripto, eks Dubes Indonesia untuk AS ini juga memprediksi bahwa e-commerce akan menguasai pasar ekonomi digital lebih dari 34 persen 10 tahun ke depan diikuti oleh B2B service sebesar 13 persen.
"Corporate service dengan Rp529 triliun akan jadi nomor dua, health and education juga menjadi hal penting dalam ekonomi digital," ucapnya.
Baca Juga: Bos BI Anggap Kripto cuma Aset karena Tidak Bisa Dipakai Bayar