Nomor 1 di Dunia, RI Bisa Raup Rp59 T dari Nikel jika Bikin Baterai EV

Bisa tambah penerimaan pajak dan buka lowongan kerja juga

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama Mining Industri Indonesia atau MIND ID Orias Petrus Moedak mengatakan potensi nikel di Indonesia bisa berkontribusi hingga 4 miliar dolar AS atau setara Rp59 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025-2030. Angka yang 400 kali lipat lebih besar dari kontribusi saat ini.

Menurutnya, kontribusi itu bisa dicapai jika Indonesia bisa mengelola nikel menjadi berbagai produk turunan seperti baterai electronic vehicle (EV) atau kendaraan listrik, hingga sistem penyimpanan energi.

"Kalau dilihat dari nilai tambah, kalau cuma jual nikel satu kali, itu kalau geser terus bisa sampai 400 kali lipat nilainya dibanding kalau hanya jual nikel saja," kata Orias dalam konferensi virtual, Kamis (15/10/2020).

1. Sumbangsih sektor pajak dan tenaga kerja

Nomor 1 di Dunia, RI Bisa Raup Rp59 T dari Nikel jika Bikin Baterai EVIlustrasi Pajak (IDN Times/Arief Rahmat) (2020)

Bukan cuma PDB, namun potensi nikel yang digarap serius bisa berdampak pada meningkatnya penerimaan pajak hingga satu miliar dolar per tahun dan pembukaan lapangan kerja yang hingga ribuan orang.

"Tenaga kerjanya juga cukup besar, pajaknya bisa satu miliar dolar AS per tahun. Ini potensi sumbangan industri baterai ke perekonomian berdasarkan nilai tambah terhadap PDB sejak proyek (baterai EV) ini menghasilkan," ujarnya.

Baca Juga: Uni Eropa Gugat Larangan Ekspor Nikel, Indonesia Maju Terus

2. Nikel Indonesia paling banyak di dunia

Nomor 1 di Dunia, RI Bisa Raup Rp59 T dari Nikel jika Bikin Baterai EVPeleburan biji nikel di PT Vale. vale.com

Indonesia memiliki cadangan nikel 21 juta ton yang menempatkannya nomor satu di dunia. Mengalahkan Australia, Brasil dan negara-negara lainnya. Terlebih setelah MIND ID sebagai Holding BUMN Industri Minerba telah menuntaskan transaksi pembelian 20 persen saham divestasi PT Vale Indonesia Tbk atau PT VI.

Pembelian saham PT VI oleh MIND ID sesuai dengan mandat BUMN untuk mengelola cadangan mineral strategis Indonesia dan juga hilirisasi industri pertambangan nasional terutama nikel sehingga akan menghasilkan produk domestik nilai ekonomis hingga 4-5 kali lipat lebih tinggi dari produk hulu.

3. Peluang industri baterai kendaraan listrik

Nomor 1 di Dunia, RI Bisa Raup Rp59 T dari Nikel jika Bikin Baterai EVIDN Times/Aji

Orias mengatakan Indonesia bisa melirik industri baterai kendaraan listrik untuk pemanfataan nikel. Ia memperkirakan pada 2027, akan ada hampir 800 giga watt permintaan baterai Li-on. Angka tersebut diperkirakan naik 22 persen dari tahun ini. Belum lagi konsumsi nikel untuk kendaraan listrik yang diperkirakan tumbuh hingga 600 ribu ton pada akhir 2030.

"Ada peluang yang bisa kita manfaatkan mumpung teknologi melihat nikel sebagai bahan baku terbaik. Untuk masa depan transportasi dan kebutuhan listrik beralih ke baterai. Nikel punya kemampuan menyimpan energi cukup baik," kata Orias.

Baca Juga: Erick: Investor Asing Siap Bantu RI Produksi Baterai Kendaraan Listrik

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya