Penanganan COVID Gak Fokus, Target Ekonomi Tumbuh Diprediksi Meleset

Pertumbuhan ekonomi pemerintah tidak akan tercapai

Jakarta, IDN Times - Ekonom Fadhil Hasan menilai target pertumbuhan ekonomi yang diharapkan pemerintah pada kuartal III dan IV tidak akan tercapai alias meleset. Menurut Fadhil, hal ini terjadi karena penanganan COVID-19 yang tidak fokus, terlebih dengan adanya PPKM Darurat.

“Jika asumsinya adalah dengan PPKM Darurat ini pandemik COVID masih menunjukkan tanda yang belum membaik, maka bukan hanya pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2021 yang mengalami koreksi tajam, bahkan pada triwulan berikutnya ekonomi akan terus tertekan,” kata Fadhil dalam keterangan tertulis, Sabtu (24/7/2021).

Baca Juga: Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Semester I Positif, Sekitar 3,1-3,3%

1. Pemerintah tidak fokus penanganan COVID-19

Penanganan COVID Gak Fokus, Target Ekonomi Tumbuh Diprediksi MelesetIlustrasi ekonomi terdampak pandemik COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Fadhil Hasan menilai aspek ekonomi yang lebih mendominasi dibandingkan kesehatan dalam penanganan pandemik COVID-19 menyebabkan pandemik dan ekonomi malah akan terseok-seok.

“Penanganan akibat pandemi COVID-19 lebih menitikberatkan pada akibat bukan sebab. Karenanya, aspek ekonomi lebih mendominasi dibandingkan dengan kesehatan. Itu pun dilakukan dengan tidak fokus, dan dengan tata kelola yang lemah. Akibatnya, pandemik COVID-19 masih belum tertangani dengan baik dan ekonomi pun terseok-seok,” kata Fadhil.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Bisa 8,3 Persen

2. Dua sebab Indonesia kedodoran dalam penanganan COVID-10

Penanganan COVID Gak Fokus, Target Ekonomi Tumbuh Diprediksi MelesetIlustrasi vaksinasi COVID-19 (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Fadhil mengatakan ada dua penyebab Indonesia kedodoran dalam penanganan pandemi sekaligus ekonomi yaitu keengganan Pemerintah menerapkan UU karantina kesehatan dan munculnya varian baru yang lebih ganas.

Fadhil memaparkan pemerintah lebih memilih berbagai aturan baru yang menghindarkan pemerintah memenuhi dari kewajibannya memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan, aturan penanganan pandemi COVID-19 seperti PSBB dengan segala modifikasinya dan PPKM, dengan segala variannya membuat penanganan pandemi COVID-19 tidak berjalan sebagaimana diharapkan.

Kedua, ketika terjadi penyebaran varian Delta yang lebih membahayakan dan mematikan, pemerintah memilih mengikuti saran dan masukan dari kelompok pengusaha yang lebih khawatir akan dampak ekonomi dibandingkan mengikuti anjuran kalangan dan ahli kesehatan yang menyarankan karantina wilayah.

"Akibatnya, krisis diperkirakan berjalan panjang dan berliku tanpa kejelasan kapan akan berakhir,” ujar Fadhil.

3. Ekonomi tidak bisa bergerak cepat pasca-PPKM

Penanganan COVID Gak Fokus, Target Ekonomi Tumbuh Diprediksi MelesetInfografis PPKM Darurat Jawa-Bali pada 3-20 Juli 2021. (IDN Times/Aditya Pratama)

Fadhil memprediksi ekonomi tidak langsung cepat bergerak setelah PPKM Darurat atau level 4 dinyatakan selesai pada akhir Juli 2021 nanti karena ekonomi butuh terkendalinya kasus COVID-19.

Ia menjelaskan, berdasarkan pengalaman sebelumnya ketika pemerintah menerapkan PSBB pada pertengahan Maret 2020 di mana kemudian pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020 turun sebesar 2 persen-an dibanding kuartal I 2019.

"Nampaknya hal ini akan terjadi lagi. Pertumbuhan ekonomi akan terpangkas tajam dibandingkan dengan prediksi awal berkisar 4 sampai 5 persen. Berbagai lembaga internasional dan nasional sudah menngkonfirm hal terebut,” papar Fadhil.

Namun Fadhil optimis bahwa situasi ekonomi 2021 akan lebih baik daripada 2020 karena faktor eksternal tahun 2021 lebih kondusif.

Baca Juga: Ada PPKM Darurat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Q3 Mungkin Melemah

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya